Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandal Jadi Barang Penting Jemaah Haji RI saat Cuaca Terik di Arab Saudi

Kompas.com - 27/06/2022, 19:06 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

MADINAH, KOMPAS.com - Sandal menjadi salah satu barang berharga bagi para jemaah calon haji Indonesia selama menunaikan rangkaian ibadah haji.

Sebab, cuaca terik yang saat ini terjadi di Arab Saudi bisa membuat telapak kaki mereka melepuh jika nekat berjalan tanpa mengenakan sandal atau alas kaki yang tepat.

Maka dari itu Panitia Pelaksanaan Ibadah Haji (PPIH) 2022 mengimbau supaya seluruh jemaah haji selalu menjaga sandal mereka supaya tidak hilang.

Pada pelaksanaan ibadah haji 1443 Hijriyah atau 2022 Masehi bersamaan dengan musim panas di Arab Saudi.

Saat ini, suhu udara pada siang hari di Madinah berkisar 46 derajat Celsius, dan di Mekkah sekitar 43 derajat Celsius.

Cuaca panas itu diperkirakan bakal terus terjadi dan hingga puncak ibadah haji yakni saat wukuf, melempar jumrah, hingga sa'i di Arafah, Muzdalifah, Mina pada awal Juli 2022 mendatang.

Baca juga: Kemenag: Total 14 Calon Haji Indonesia Meninggal Dunia di Arab Saudi

Saat itu, suhu udara diperkirakan bisa menyentuh 50 derajat celsius.

Cuaca panas itu juga berdampak terhadap suhu permukaan jalan hingga lantai masjid.

Panas akibat terik matahari akan terasa pada segala jenis permukaan tanah seperti aspal, beton, keramik, tegel, atau batu.

Jika jemaah kehilangan alas kaki atau sandal, maka dia terpaksa berjalan di atas permukaan yang panas akibat sinar terik matahari.

Hal itu bisa menyebabkan kulit pada telapak kaki jemaah haji melepuh.

Contohnya seperti yang terjadi kepada seorang jemaah haji yang berasal dari embarkasi Surabaya, Jawa Timur, Seger Marso.

Seger kehilangan sandal saat salat di Masjid Nabawi, Madinah.

Karena sandalnya raib, dia nekat pulang ke hotel usai salat dengan bertelanjang kaki. Alhasil telapak kakinya melepuh akibat menginjak permukaan panas.

Baca juga: Dibagikan ke Seluruh Jemaah, Ini Makna Gelang Haji

Petugas haji Indonesia menemukan lelaki itu kebingungan karena telapak kakinya melepuh karena tidak menggunakan sandal. Seger kemudian diantar ke hotel tempatnya menginap dan telapak kakinya diobati oleh tim medis.

Hal yang sama juga menimpa seorang jemaah haji perempuan Indonesia asal Banda Aceh.

Perempuan paruh baya itu duduk lemas dan kesakitan saat ditemui tim Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (P3JH) di halaman Masjid Nabawi, pada 18 Juni 2022 lalu.

Telapak kaki perempuan itu memerah seperti terbakar dan merasa perih ketika disentuh.

Butuh waktu

Menurut anggota Tim Pemberi Pertolongan Pertama Jemaah Haji (P3JH), dr. Fachrurrazy Basalamah, luka melepuh pada telapak kaki para jemaah itu termasuk derajat luka bakar tingkat sedang yang terjadi pada lapisan kulit lebih dalam dari epidermis.

Secara medis, telapak kaki yang melepuh akibat menginjak permukaan yang panas tidak dapat disembuhkan dalam waktu singkat.

Jika tingkat luka bakarnya tinggi atau mencapai ke kulit bagian dalam, maka proses penyembuhan bisa memakan waktu lama.

Baca juga: Sambut 413 Jemaah Haji di Asrama Bekasi, Ridwan Kamil: Jangan Mikirin Kampung Halaman, Fokus di Tanah Suci

“Proses penyembuhan sampai 21 hari,” kata Kepala Seksi Kesehatan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Makkah, dr. Imran Saleh H, di Mekkah, seperti dikutip dari keterangan pers Kementerian Agama, Senin (27/6/2022).

Imran mengatakan, penyembuhan cedera telapak kaki melepuh pada jemaah haji memakan waktu lama karena harus dilakukan secara bertahap.

Mula-mula, telapak kaki mesti didinginkan dengan cara diguyur air sekitar 10 menit. Kemudian kulit yang mati atau rusak akibat terbakar panas harus dikelupas.

Setelah bersih, kulit diberi obat. Karena termasuk luka bakar, maka pasien akan merasakan perih dan tidak bisa berjalan normal.

“Pasien boleh berjalan kalau luka di kulit itu sembuh. Artinya, proses ibadah jemaah terganggu,” kata Imran.

Baca juga: Cerita Pasangan Petani Sukabumi Nabung di Celengan 20 Tahun untuk Naik Haji Tahun Ini

Kondisi jemaah bisa semakin parah jika kasus kaki melepuh menimpa jemaah dengan komorbid diabetes melitus (kencing manis).

Sebab ketika saraf di kaki kurang sensitif, orang dengan penyakit ini kadang tidak merasakan kakinya terluka.

Biasanya pasien baru tersadar setelah melihat luka dan darah pada kakinya. Luka pada orang dengan penyakit ini perlu waktu lebih lama untuk sembuh dan butuh perawatan tepat dan intensif.

Dijaga

Guna mencegah supaya jemaah lain tidak mengalami hal yang sama, mereka diminta harus selalu mengenakan alas kaki, seperti sandal atau sepatu, saat berjalan di luar ruangan, baik di sekitar Masjid Nabawi di Madinah atau Masjidil Haram di Mekkah.

Ketika memasuki dua masjid itu, jemaah diminta melepas sandal atau sepatu.

Jemaah diingatkan supaya alas kaki itu dimasukkan ke dalam plastik yang disediakan petugas masjid, atau sudah dibawa sendiri oleh jemaah.

Baca juga: Jemaah Haji Indonesia Diminta Tidak Nekat Bawa Pulang Air Zam-zam

Alas kaki yang terbungkus plastik itu juga diminta selalu dibawa saat beribadah dalam masjid.

"Selesai salat, begitu keluar dari masjid, pakai langsung sandalnya," kata PPIH Kepala Daerah Kerja (Daker) Madinah, Amin Handoyo.

Buat melayani kebutuhan pada jemaah haji, beberapa petugas PPIH Seksi Khusus di Masjidil Haram sudah menyediakan sandal pengganti gratis bagi jemaah yang kehilangan alas kaki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Nasional
Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Nasional
Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Nasional
Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Nasional
MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Nasional
Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

Nasional
PSI Akan Usung Kader Jadi Cawagub Jakarta dan Wali Kota Solo

PSI Akan Usung Kader Jadi Cawagub Jakarta dan Wali Kota Solo

Nasional
Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Nasional
Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Nasional
Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Nasional
Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup: Pilih Partai, Bukan Caleg

Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup: Pilih Partai, Bukan Caleg

Nasional
KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

Nasional
Pengamat Heran 'Amicus Curiae' Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Pengamat Heran "Amicus Curiae" Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Nasional
Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com