JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menyampaikan alasan mengapa dirinya percaya diri untuk maju sebagai calon presiden (capres) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Pria yang akrab disapa Cak Imin itu mengatakan, tidak ada alasan untuk tidak punya nyali maju sebagai capres, meski PKB baru memiliki modal 10 persen sebagai syarat pencalonan presidential threshold (PT).
Ia pun mengaku percaya diri karena berasal dari keluarga santri.
"Teori pesantren jauh lebih tua dari teori sosialisme, kapitalisme. Semuanya lengkap, masak kayak gini nggak peryaca diri,” kata Muhamin dalam keterangannya, Senin (27/6/2022).
Hal tersebut disampaikannya saat memberikan sambutan pada acara haflah akhirussannah wisuda purnasiswa di Pondok Pesantren Al Ibrohimy, Galis, Bangkalan, Madura, Minggu (26/6/2022) malam.
Baca juga: Melihat Elektabilitas Cak Imin yang Dipersoalkan Putri Gus Dur
Selama ini, Muhaimin menyadari banyak pihak yang mempertanyakan mengapa dirinya benar-benar mantab maju dalam Pilpres 2024.
Menurut dia, pesantren memiliki konsep yang lengkap dalam hal kepemimpinan maupun pembangunan bangsa dan negara.
"Kaum pesantren punya doktrin, ajaran, teori, strategi, ilmu kemasyarakatan, ilmu keumatan, kebangsaan hingga lahir darussalam, mabadik khoiru ummah," jelasnya.
"Lahir doktrin keluarga sakinah, ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathoniyah, ukhuwah bashariyah," sambung dia.
Muhaimin melanjutkan, kaum santri wajib memiliki kepercayaan diri yang kuat karena memiliki warisan kokoh dan mengakar dalam konsep pembangunan.
Kepercayaan itu perlu dibangun mulai dari unit terkecil di lingkup keluarga hingga unit keumatan, kebangsaan, dan kenegaraan.
Baca juga: Cak Imin Tanggapi Yenny Wahid: Itu Masa Lalu, Enggak Usah Dibahas
”Seharusnya pesantren menjadi arus utama yang percaya diri dalam mempengaruhi pembangunan bangsa,” tuturnya.
Wakil Ketua DPR ini mengatakan bahwa Indonesia sudah pernah menerapkan konsep pembangunan ala sosialisme timur dan cenderung komunisme pada era Bung Karno.
Belakangan, kata Cak Imin, konsep itu dikenal dengan pola pikir sosialisme.
Kemudian pada Era Orde Baru, Presiden Kedua RI Soeharto menerapkan model pembangunan liberalisme yang diadopsi dari Amerika Serikat (AS).