Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat Sebut Kekuatan Internal PKB Tak Sesolid Saat 2019, Jadi Alasan Gerindra Tidak Ingin "Grusa-grusu" Nyatakan Koalisi

Kompas.com - 26/06/2022, 16:55 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Managing Director of Paramadina Public Policy Institute Ahmad Khoirul Umam menilai Partai Gerindra masih ingin membuka peluang koalisi dengan pihak lain.

Karena hal tersebut, Gerindra tak kunjung menyatakan bakal berkoalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Sementara, PKB sendiri mengeklaim Gerindra sudah sepakat untuk berkoalisi.

"Mereka (Gerindra) tidak ingin 'grusa-grusu' hingga akhirnya menutup kemungkinan masuknya partai lain ke gerbong koalisi Prabowo (Ketum Gerindra Prabowo Subianto)," kata Umam saat dihubungi Kompas.com, Minggu (26/6/2022).

Baca juga: Singgung Adab Politik, Sekjen Gerindra Sebut Ada Pemimpin Lupa Partai yang Membesarkannya

Umam memperkirakan, Gerindra tengah berhitung jika bekerja sama dengan PKB apakah akan berpeluang memenangi Pemilu 2024.

Sebab, menurut Umam saat ini kekuatan PKB tidak sesolid Pemilu 2019. Ada sejumlah faktor yang membuat dirinya mengatakan demikian.

Salah satunya, ada fragmentasi kekuatan internal PKB yang membuat mesin politiknya kurang optimal.

"Salah satunya adalah merenggangnya hubungan Ketum PKB Cak Imin (Muhaimin Iskandar) dan Ketum PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) yang baru Yahya Cholil Staquf," ujarnya.

Baca juga: Perseteruan Cak Imin Vs Yenny Wahid dan Luka Lama Konflik PKB...

Lebih lanjut, Umam mengaitkan adanya penegasan dari Yahya bahwa struktur Nahdlatul Ulama (NU) tak boleh dimanfaatkan oleh PKB.

Hal itu dinilai semakin menambah pertimbangan Gerindra untuk berkoalisi dengan PKB.

Namun, di sisi lain daya tarik politik Prabowo dinilai tidak sekuat pada Pilpres 2014 dan 2019.

"Meskipun saat ini ia memiliki logistik lebih memadai, namun kekecewaan simpul-simpul pendukung lamanya membuat elektabilitasnya terkoreksi dan tidak mampu mendominasi nama-nama Capres potensial baru lainnya," jelas Umam.

Baca juga: Ditanya Soal Koalisi, Prabowo: Di Indonesia, Biasanya Last Minute

Atas hal-hal tersebut, Umam menyarankan Gerindra berhitung ulang andai ingin membangun koalisi bersama PKB.

Ia mengatakan, meskipun Gerindra bisa maju berdua dengan PKB, tetapi belum tentu bisa memenangkan Pilpres 2024.

"Jika sampai menelan kekalahan kembali, maka hal itu akan menjadi 'quatrick' atau rekor tambahan kekalahan keempat bagi Prabowo di ajang kontestasi Pilpres nantinya. Karena itu, Prabowo harus berhitung matang," pungkasnya.

Diketahui, Partai Gerindra dan PKB sepakat bekerja sama untuk menghadapi Pemilu 2024.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

Nasional
Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com