Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI, Kunto Adi Wibowo, menilai bahwa komunikasi politik Megawati terkait pernyataan ini cenderung ceroboh.
Tak heran jika rakyat merasa tersakiti atas pernyataan Mega, sebab masyarakat di berbagai daerah berbulan-bulan dalam kondisi sulit akibat kelangkaan dan mahalnya harga minyak.
Baca juga: Cerita Megawati Diminta Pilih Uang Pensiun Presiden atau Wakil Presiden: Lucu Republik Ini
"Komunikasi politik Bu Mega ini agak ceroboh karena pertama kondisi masyarakat sedang susah," kata Kunto kepada Kompas.com, Minggu (20/3/2022).
Kunto menilai, gaya komunikasi Mega ini menunjukkan adanya diskrepansi atau gap yang besar antara elite politik dengan kalangan akar rumput.
Rupanya tak seluruh elite politik menganggap kisruh minyak goreng sebagai masalah prioritas, sementara bagi publik persoalan ini sangat mendasar.
"Ini yang menurut saya jadi problem. Berarti ada saluran komunikasi, saluran aspirasi dari bawah ke atas yang mandek," ujar Kunto.
Terkini, Megawati disoroti lantaran ucapannya soal tukang bakso.
Hal itu terjadi pada saat rapat kerja nasional (Rakernas) kedua PDI-P tahun 2021 dibuka Selasa (21/6/2022) di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
Baca juga: Megawati: Saya Merasa Berterima Kasih, Tidak Salah Pilih Deklarasi Pak Jokowi
Mulanya, Megawati menceritakan soal gurauannya kepada ketiga anaknya saat akan mencari jodoh.
Iya terang-terangan meminta anak-anaknya agar tidak mencari pasangan yang berprofesi sebagai tukang bakso.
"Jadi ketika saya mau punya mantu, saya sudah bilang ke anak-anak yang tiga ini. Awas lho kalau nyarinya kayak tukang bakso," ujar Megawati saat berpidato dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II PDI-P Tahun 2021 di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa.
"Jadi maaf, tapi bukannya saya apa. Maksud saya, manusia Indonesia ini kan Bhinneka Tunggal Ika. Ya maka harus berpadu. Bukan hanya tubuh dan perasaan, tetapi juga dari rekayasa genetika. Kita cari-cari begitu," kata dia.
Tak melanjutkan pernyataan itu, Megawati lantas beralih ke persoalan kawin campur.
Presiden ke-5 RI itu menekankan agar kawin campur mestinya bisa dilakukan masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku.
Baca juga: Soal Capres, Megawati: Pemimpin yang Saya Cari Tak Hanya Andalkan Elektoral
Dia lantas mencontohkan dirinya sendiri yang merupakan anak biologis dari perkawinan antarsuku.