JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordintaor Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD meminta TNI dapat menegakkan hak asasi manusia (HAM) supaya terhindar dari kejahatan kemanusiaan.
Hal itu disampaikan Mahfud saat memberikan pembekalan dalam apel Komandan Satuan (Dansat) TNI AD di Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah, Kamis (23/6/2022).
Baca juga: Mahfud Tegaskan Penanganan Khilafatul Muslimin Harus Perhatikan HAM
“Mari kita jaga dan tegakkan HAM, kita pertahankan penilaian baik ini, kita hindari agar TNI jangan sampai secara terstruktur atau sengaja melakukan kejahatan kemanusiaan,” kata Mahfud dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (24/6/2022).
“Saudara-saudara semua sudah memiliki protap (prosedur tetap)-nya dalam melakukan berbagai tindakan, sehingga bisa dihindarkan terjadinya pelanggaran HAM, apalagi pelanggaran HAM berat,” sambung Mahfud.
Mahfud juga menyampaikan bahwa dirinya baru saja kembali dari sidang Dewan HAM PBB.
Ia menyebut, di mata PBB Indonesia tidak memiliki catatan buruk soal HAM dalam tiga tahun terakhir sejak 2020.
Baca juga: Indonesia Ajak Norwegia Perkuat Komitmen Bangun HAM
Penilaian itu juga disampaikan oleh komisioner Komisi Tinggi HAM PBB di Jenewa, Swiss saat menerima Mahfud dan delegasi dari Indonesia.
Selain itu, Mahfud juga mengapresiasi TNI yang dalam tujuh tahun terakhir terus-menerus menjadi lembaga yang paling dipercaya oleh publik berdasarkan survei oleh sejumlah lembaga kredibel.
“Saya ucapkan selamat sekaligus terima kasih karena berdasarkan survei lembaga kredibel, TNI adalah lembaga yang paling dipercaya publik dibandingkan lembaga-lembaga lain di Indonesia,” kata Mahfud.
Mahfud mengingatkan supaya TNI AD mampu menyikapi dengan bijak berbagai perkembangan situasi dan kondisi nasional, regional, dan global yang berdampak pada stabilitas dan situasi keamanan Indonesia, terutama pada masa persiapan dan pelaksanaan Pemilu 2024.
Baca juga: Mahfud MD Sebut PBB Tidak Memandang Ada Pelanggaran HAM di Papua
Mahfud berharap TNI AD berhati-hati dan antisipatif atas upaya destruktif yang tidak sedikit pengikutnya.
“Agar dicermati dan diantisipasi sejak sekarang, potensi gangguan gerakan-gerakan yang memicu keributan pada momen-momen penting, seperti sejumlah agenda politik dan ekonomi yang akan kita hadapi dalam waktu dekat ini” imbuh Mahfud.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.