Hasto menjelaskan, Indonesia menganut politik luar negeri bebas-aktif dengan tujuan untuk membangun persaudaraan dunia.
"Sehingga ketika ada ketegangan, kita terpanggil untuk melakukan diplomasi luar negeri," jelas Hasto.
"Supaya dapat dicari solusi. Karena apa? Perang itu menyengsarakan, perang itu merugikan peradaban dan kemanusiaan," tambahnya.
Sementara itu, anggota Komisi I DPR RI Fraksi Golkar Christina Aryani mengapresiasi agenda pertemuan Presiden Jokowi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Christina mengatakan, rencana ini membuktikan Indonesia tidak hanya diam terkait perang di Ukraina, tetapi punya keberanian mengambil sikap.
"Situasi perang Rusia dan Ukraina kita pahami sangat kompleks. Banyak negara mungkin ragu mengambil langkah, tetapi Indonesia berani melakukan ini dengan tentunya pertimbangan utama kemanusiaan, sehingga sudah sewajarnya kita apresiasi dan harus didukung,” ujar Christina.
Menurut Christina, jika rencana itu terealisasi, Jokowi merupakan pemimpin negara pertama di Asia yang melakukan kunjungan ke Rusia dan Ukraina. Dia menilai langkah Jokowi ini sudah tepat.
“Karena Indonesia bisa punya kontribusi semakin jelas dalam konflik Rusia dan Ukraina yang kita ketahui bersama dampaknya sekarang makin kompleks,” imbuhnya.
Baca juga: Hasto: Kalau Presiden Bolak-balik Kunjungan ke Ukraina-Rusia, PDI-P Dukung
Selain itu, atensi positif juga disampaikann aggota Komisi I DPR RI Fraksi PKS Sukamta.
Sukamta menjelaskan, keberangkatan Jokowi ke Rusia dan Ukraina harus didukung.
“Kami sangat mengapresiasi langkah Presiden Jokowi yang berencana akan menemui Presiden Rusia dan Ukraina untuk misi perdamaian dan kemanusiaan. Keberangkatan Presiden ini harus didukung bersama," ujar Sukamta dalam keterangannya.
Dengan keberangkatan Jokowi ini, Sukamta berharap Indonesia akan kembali memainkan peran signifikan untuk ikut serta menjaga perdamaian dunia.
Pasalnya, perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina membawa dampak negatif bagi seluruh dunia.
"Puluhan ribu warga sipil tewas akibat perang ini. Jutaan warga Ukraina juga menjadi pengungsi. Dampak perang dirasakan oleh kita semua, juga khususnya oleh negara berkembang dan berpenghasilan rendah. Harga barang-barang semakin mahal. Di beberapa negara inflasi meningkat tajam," tuturnya.
"Negara-negara Afrika sangat terpengaruh oleh krisis akibat perang ini. Harga gandum, minyak goreng, bahan bakar, dan pupuk, semakin melonjak. Konflik ini juga berdampak pada meningkatnya ancaman krisis pangan dan energi global," sambung Sukamta.
Lebih lanjut, Ketua DPP PKS Bidang Pembinaan dan Pengembangan Luar Negeri ini menyebut bahwa sejak awal PKS mendorong agar Indonesia bisa memainkan peran konkret dalam menghentikan peperangan dan mewujudkan perdamaian.
Dia mengaku sudah sejak lama mendorong Presiden Jokowi turun langsung berkontribusi menjadi juru damai atas konflik yang terjadi di Ukraina.
"Perannya sebagai Presidensi G20 harus dioptimalkan," ucapnya.
Untuk itu, Sukamta berharap pertemuan Jokowi dengan Putin dan Zelensky ini bisa membuat perang berhenti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.