Unit pelayanan tersebut juga memberikan alat cup sealer, sehingga produk gulali yang dijual dapat dipasarkan ke toko-toko kelontong. Dengan ini, peran orangtua Ilham dapat kembali berfungsi sebagai pengampu perekonomian keluarga.
Kedua, Sentra Wirajaya telah melunasi tunggakan iuran BPJS Kesehatan.
Selain melunasi, balai rehabilitasi itu juga berkoordinasi dengan Dinas Sosial (Dinsos) Makassar untuk mengalihkan BPJS Kesehatan keluarga Ilham ke Kartu Indonesia Sehat (KIS) sebagai bentuk jaminan perlindungan sosial kepada PPKS.
Khusus untuk Ilham, Sentra Wirajaya memberikan bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (Atensi) berupa pemenuhan kebutuhan hidup layak, seperti sembako, tambahan nutrisi anak, dan perlengkapan sekolah.
Baca juga: Sambut Tahun Ajaran Baru, Gramedia Beri Diskon 50 Persen Perlengkapan Sekolah
Sementara itu, kepada Nayla, Sentra telah memberikan alat bantu aksesibilitas berupa kursi roda adaptif, tambahan nutrisi anak, perlengkapan kebersihan diri.
Sentra Wirajaya juga mengulurkan bantuan berupa family support terkait pengasuhan anak, dan pemberian fisioterapi di Kantor Sentra Wirajaya Makassar.
Sebagai penerima bantuan Kemensos, keluarga Ilham menyampaikan ucapan terima kasih.
“Terima kasih atas bantuan Kemensos. Semoga bapak dan ibu mendapat balasan setimpal dari Allah Subhanahu wa ta'ala,” kata Sumarni dan suami.
Baca juga: Perkuat Kualitas SDM, Kemensos Gelar Pekan Literasi Anak di Toba
Pada kesempatan yang sama Lurah Pannampu dan Ketua RT juga mengucapkan banyak terima kasih atas kepedulian dan bantuan dari Kemensos.
“Semoga apa yang telah dikerjakan menjadi berkah untuk kita semua,” kata Lurah Pannampu Imam Hanafi Haris sebagai wakil masyarakat setempat.
Pada kesempatan itu, Ilham mengungkapkan bahwa sering merasakan rindu bermain sebagaimana anak seusianya, seperti main bola, sepeda atau sekedar menghabiskan waktu bercanda bersama teman-teman sebaya.
Namun, harapan itu sekadar impian. Dalam usia yang masih belia, Ilham harus lebih banyak menghabiskan waktu bekerja untuk membantu menambah pendapatan keluarga.
Saban hari, Ilham menjajakan arum manis yang diracik dan dikemas oleh sang ibu di rumah. Sumarni terpaksa tinggal di rumah karena harus menjaga adik Ilham, Nayla.
Baca juga: Menjajal Kuliner Jalanan Kota Medan, Ngedot Susu Sampai Gulali Es Krim
Demi sekeping rupiah, Ilham bisa berjualan hingga larut malam. Sesekali, anak keempat dari lima bersaudara ini tak berdaya menghadapi pemerasan oleh preman.
Di usia belia, Ilham merasa hidup begitu pahit, tak sepadan dengan gulali kapas yang terasa manis.
Kini, Ilham dapat tersenyum manis menapaki hari esok. Semangatnya menempuh pendidikan semakin terlihat saat ia mengenakan seragam sekolah baru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.