JAKARTA, KOMPAS.com - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Abraham Wirotomo meminta masyarakat tidak cuek terhadap pentingnya melakukan vaksinasi dosis ketiga atau booster.
Menurutnya, KSP sudah mendengar rekomendasi dari para ahli dan tenaga kesehatan mengenai capaian vaksin booster dalam menghadapi subvarian baru Covid-19.
"Pemerintah, para dokter, nakes (tenaga kesehatan), WHO dan berbagai pakar, sudah sering mengingatkan terkait pentingnya vaksin booster," ujar Abraham dilansir dari siaran pers KSP, Kamis (23/6/2022).
"Bahkan Presiden juga tidak lelah-lelah mengingatkan. Kami berharap masyarakat jangan cuek," tegasnya.
Baca juga: Kasus Covid-19 Naik, Ahli Usul Vaksin Dosis Keempat bagi Nakes
Adapun terkait upaya mempercepat capaian vaksinasi booster, KSP telah menerima berbagai usulan.
Salah satunya soal tidak lagi menggratiskan biaya perawatan rumah sakit (RS) bagi mereka yang terpapar Covid-19 jika belum mengikuti vaksin dosis kedua dan booster.
Sebagaimana diketahui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah memastikan biaya perawatan pasien Covid-19 yang dirawat di RS menjadi tanggung jawab negara.
Hal tersebut tercantum dalam Surat Edaran Nomor YR.03.03/III/0543/2022 yang diteken oleh Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes Abdul Kadir pada Januari 2022.
Sementara itu, Satgas Waspada dan Siaga Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Erlina Burhan tak merekomendasikan vaksinasi Covid-19 dosis keempat.
Sebab, kata dia, cakupan vaksinasi dosis ketiga (booster) di Indonesia masih rendah.
"Kalau kita lihat angka capaian saat ini adalah 23 persen, harusnya ini dulu yang ditingkatkan. Jangan buru-buru booster (dosis keempat)," kata Erlina di Sekretariat PB IDI, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (21/6/2022).
Baca juga: Cara Cek Sertifikat Vaksin dan Solusi Jika Tak Muncul di PeduliLindungi
Erlina mengatakan, sebaiknya pemerintah meningkatkan cakupan vaksinasi dosis ketiga di seluruh daerah.
Ia juga mengingatkan, vaksinasi Covid-19 bukan satu-satunya upaya dalam penanganan Covid-19.
"Karena vaksinasi kan bukan segala-galanya juga tetap harus ada upaya lain, prokes utamanya," ujarnya.
Lebih lanjut, Erlina mengatakan, jika vaksinasi dosis keempat tetap dilaksanakan, sebaiknya memprioritaskan nakes yang langsung menangani pasien Covid-19.
"Tapi saya rasa kita fokus ke booster yang pertama ini dulu," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.