Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Pertama Rakernas PDI-P, Arahan Megawati hingga Ganjar dan Bambang Pacul Bersalaman

Kompas.com - 22/06/2022, 09:49 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kedua Tahun 2021 pada 21-23 Juni 2022 di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

Rakernas PDI-P ini dibuka oleh Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

Baca juga: Canda Megawati soal Kawin Campur hingga Menantu Tukang Bakso

Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang juga merupakan kader PDI-P, turut hadir dalam acara pembukaan rakernas.

Jokowi juga memberikan pidato politiknya dalam acara Rakernas PDI-P tersebut.

Ada sejumlah dinamika yang terjadi di hari pertama rakernas, berikut rangkumannya

Empat kali Megawati ucap kata out

Megawati dalam pidato politiknya menyampaikan sejumlah arahan kepada kader PDI-P.

Berbagai arahan itu di antaranya bernada tegas bahkan mengancam para kadernya jika tak patuh.

Megawati pun mempersilakan kader partainya keluar jika melanggar aturan atau instruksinya.

Baca juga: Puan Jelaskan Pernyataan Megawati soal Kader PDI-P Tak Bermain 2 Kaki

Selain itu, sebanyak empat kali, Megawati mengancam kader partainya keluar atau Out.

Pertama, Megawati menegaskan, jika ada kader partai yang melakukan manuver politik atau main dua kaki untuk pilpres, maka harus keluar dari PDI-P.

"Kalian siapa yang berbuat manuver-manuver, keluar! Karena apa, tidak ada di dalam PDI Perjuangan itu yang namanya main dua kaki, main tiga kaki, melakukan manuver!" katanya di Sekolah Partai, Jakarta, Selasa (21/6/2022).

Kedua, Megawati mengancam kadernya jika hanya mejeng memanfaatkan hasil survei elektabilitas PDI-P yang tinggi.

Megawati mengatakan, semua kader seharusnya tidak terpengaruh hasil survei tentang elektabilitas partai dan tokoh tertentu.

"Tidak ada gunanya karena saya membentuk partai ini adalah kita bisa mengorganisir kekuatan rakyat menjadi solid. Bersama kita untuk maju ke depan bagi Indonesia raya. Jadi kalau ada yang tidak setuju, silakan mundur," tegasnya.

Baca juga: Hari Kedua Rakernas PDI-P Bahas Strategi Pemenangan Pemilu

Ketiga, Megawati mengancam kader partainya untuk pergi dari PDI-P jika bicara koalisi.

Megawati menilai tidak ada koalisi di politik Indonesia, yang ada adalah kerja sama politik.

"Kalau masih ada yang ngomong di PDI Perjuangan urusan koalisi-koalisi, out!! Berarti enggak ngerti sistem ketatanegaraan kita," tegas Megawati.

Keempat, Megawati mengancam kader partainya agar keluar jika tidak menghormati kesetaraan perempuan.

Menurutnya, ajaran mana pun, termasuk agama Islam juga tidak membeda-bedakan antara laki-laki dan perempuan.

"Jadi siapa pengikut PDI Perjuangan? Kalau tidak sejajar dengan kaum perempuan, out! Nah, gitu wae (saja dalam bahasa Jawa). Ayo, yang perempuan tepok tangan meriah," kata dia.

Megawati cermati capres-cawapres

Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan, Megawati Soekarnoputri mencermati setiap kadernya dalam melaksanakan tugas, contohnya yang menjadi kepala/wakil kepala daerah.

Hal ini juga dilakukan Megawati untuk menentukan bakal calon presiden maupun bakal calon wakil presiden (cawapres) yang diusung PDI-P pada Pemilu 2024.

"Kalau kita melihat dari hasil pilkada serentak, kekuatan kepala daerah dari PDI-P itu 54 persen. Bisa dilihat kemarin dari yang berkumpul cukup banyak. Itu menunjukkan bahwa Ibu Mega selalu mencermati setiap kader partai, kualitasnya seperti apa," kata Hasto di Masjid At Taufiq, Jakarta Selatan, Selasa.

Baca juga: Berbincang Bersama, Jokowi-Megawati Bahas Soal Kedaulatan Pangan

Oleh karena itu, Hasto menyatakan bahwa sejumlah kader sedang dicermati oleh Megawati.

Tetapi, terkait kapan Megawati akan menentukan tokoh yang bisa ditunjuk menjadi capres-cawapres, Hasto tak bisa menjawabnya. Hasto mengatakan itu ranah Megawati sebagai Ketum PDI-P.

Basuki Hadimuljono kader PDI-P

Tak banyak yang tahu, ternyata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadi Muljono adalah seorang kader PDI-P.

Hal itu diungkapkan oleh Hasto Kristiyanto ketika ditanya soal kehadiran Basuki dalam beberapa acara PDI-P.

"Pak Basuki, beliau ber-KTA (kartu tanda anggota) PDI Perjuangan," kata Hasto.

Hasto menjelaskan, Basuki diberikan tugas partai untuk membantu memajukan Indonesia dalam hal infrastruktur.

PDI-P dapat Rp 27 miliar dari pemerintah

Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Bahtiar menyerahkan bantuan pemerintah kepada PDI-P senilai Rp 27 miliar.

Baca juga: Hasto Klaim Menteri PUPR Basuki Hadimuljono Kader dan Punya KTA PDI-P

Penyerahan secara simbolis itu dilakukan di sela-sela pengarahan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri di Rakernas Kedua PDI-P, di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Selasa.

"Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri Bahtiar menyerahkan bantuan pemerintah terhadap PDI-P sebesar Rp 27 miliar," demikian siaran pers yang disampaikan pihak PDI-P kepada wartawan.

Ganjar dan Bambang Pacul bersalaman

Ada momen menarik pada Rakernas hari pertama kemarin yaitu di mana Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Ketua DPP PDI-P bidang Pemenangan Pemilu Bambang Wuryanto berjabat tangan.

Baca juga: Usulkan Ganjar Jadi Bakal Capres, Nasdem: PDI-P Punya Stok Kader Handal

Bambang Wuryanto atau yang akrab disapa Bambang Pacul itu diketahui diasumsikan oleh publik berseberangan dengan Ganjar terhadap dukungan politik untuk Pilpres 2024.

Momen tersebut terekam ketika rakernas hendak dibuka oleh Megawati Soekarnoputri.

Selain berjabat tangan keduanya juga memekikan salam komando PDI-P yaitu Salam Merdeka secara bersama-sama berdampingan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Nasional
Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com