Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ICW: Ada Pesantren Fiktif Terima Dana Bantuan

Kompas.com - 16/06/2022, 18:39 WIB
Mutia Fauzia,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesian Corruption Watch (ICW) mengungkapkan, terdapat pesantren yang datanya tidak terdaftar di Kementerian Agama (Kemenag) namun menjadi penerima bahkan telah mencairkan dana Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) utuk Pondok Pesantren.

Peneliti ICW Kurnia Ramadhana mengatakan, keberadaan pondok pesantren fiktif tersebut menjadi alarm bagi Kemenag. Menurut Kurnia, sudah seharusnya proses pencairan dana bantuan pesantren melalui proses verifikasi agar lebih tepat sasaran.

Hal itu ia ungkapkan ketika mengajukan laporan mengenai dugaan penyelewengan dana BOP untuk Pondok Pesantren kepada Inspektorat Jenderal (Itjen) Kemenag.

Baca juga: Kemenag Pastikan Tindak Oknum Pemotong Dana Bantuan Pesantren

"Bersama dengan rekan-rekan di daerah memverifikasi langsung, yang kami temukan bahkan ada yang sampai pesantrennya tidak ada. Ada pesantren fiktif. Dan itu sudah disampaikan kepada publik dan stakeholder di Kemenag," ujar Kurnia saat ditemui di kantor Itjen Kemenag di Jakarta, Kamis (16/6/2022).

Berdasarkan dokumen laporan disebutkan, dari pemantauan lapangan yang dilakukan ICW, misalnya tiga dari 23 pesantren di wilayah Aceh tidak dapat ditemukan keberadaannya.

Secara lebih spesifik, satu pesantren tidak mencantumkan alamat lengkap, sedangkan dua lainnya tidak ditemukan.

Keberadaan pesantren yang tidak dapat ditemukan kemudian diperkuat dengan keterangan warga setempat yang menyatakan tidak ada pesantren di sekitar wilayahnya.

Selain itu di Jawa Tengah, terdapat sejumlah pondok pesantren penerima BOP namun tidak aktif pada 2020.

Untuk pencairan tahap I, ICW menemukan 59 pondok pesantren yang tersebar di berbagai kabupaten di Jawa Tengah yang menerima BOP namun sudah berstatus tidak aktif. Pada pencairan tahap II juga ditemukan 32 pesantren yang menerima BOP namun sudah tidak aktif pada tahun 2020.

Tak hanya itu di Jawa Tengah juga ditemukan puluhan penerima BOP ganda baik pencairan tahap I maupun tahap II.

"Akibatnya, diperkirakan terjadi lebih bayar mencapai Rp 1.780.000.000," begitu bunyi laporan tersebut.

Baca juga: Ungkap Modus Pemotongan Dana Bantuan Pesantren, ICW: Beralasan Untuk Bantuan Pembangunan Masjid

Untuk diketahui, Kemenag mengalokasikan anggaran sebesar Rp 2,5 triliun untuk program BOP yang ditujukan kepada lembaga pendidikan Islam, termasuk pondok pesantren.

Adapun berdasarkan pemantauan ICW di lima provinsi, yakni Aceh, Sumatera Utara, Jawa Timur, dan Jawa Tengah, terdapat dugaan penyelewengan realisasi bantuan tersebut.

"Itu sudah banyak kami temukan hal seperti itu dan tidak menutup kemungkinan banyak penemuannya. Apalagi kalau diselenggarakan proses investigasi lebih lanjut di seluruh provinsi di Indonesia dan itu menjadi domain dari Irjen Kemenag dan itu kami meminta kepada mereka agar membuka dokumen hasil evaluasi yang sudah atau yang diberikan kepada Menteri Agama," ucap Kurnia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menjelang Putusan Sengketa Pilpres di MK, Kubu Ganjar-Mahfud Harap Tak Berakhir Antiklimaks

Menjelang Putusan Sengketa Pilpres di MK, Kubu Ganjar-Mahfud Harap Tak Berakhir Antiklimaks

Nasional
Optimistis MK Diskualifikasi Gibran, Kubu Anies: Tak Ada Alasan untuk Tidak Pemungutan Suara Ulang

Optimistis MK Diskualifikasi Gibran, Kubu Anies: Tak Ada Alasan untuk Tidak Pemungutan Suara Ulang

Nasional
MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

Nasional
Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Nasional
Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

Nasional
MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

Nasional
Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com