Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jannus TH Siahaan
Doktor Sosiologi

Doktor Sosiologi dari Universitas Padjadjaran. Pengamat sosial dan kebijakan publik. Peneliti di Indonesian Initiative for Sustainable Mining (IISM). Pernah berprofesi sebagai Wartawan dan bekerja di industri pertambangan.

Reshuffle Kabinet dan Jurus Maut Jokowi Centris

Kompas.com - 15/06/2022, 15:46 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KESABARAN Zulkifli Hasan nampaknya terjawab melalui pengumuman resuffle Kabinet oleh Presiden Jokowi. Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut masuk dalam struktur kabinet pemerintahan Jokowi sebagai Menteri Perdagangan.

Bertempat di Istana Merdeka pada Rabu (15/6/2022), Presiden Jokowi melantik Marsekal TNI (Purn) Hadi Tjahjanto sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) dan menunjuk Zulkifli sebagai Menteri Perdagangan menggantikan Muhammad Lutfi.

Sejak pemerintahan periode kedua Jokowi dimulai, PAN memang sudah menunjukkan tanda-tanda dukungan pada Jokowi, seiring dengan merenggangnya hubungan Jokowi dengan Partai Nasional Demokrat (Nasdem).

Kecenderungan PAN sangat jelas, terutama dengan tidak beroposisi terhadap berbagai kebijakan kontroversi Jokowi layaknya Partai Keadilan Sejahtera, misalnya.

PAN bergeming atas UU Cipta Kerja yang banyak dikritisi publik dan mantap mendukung keputusan Jokowi untuk memindahkan Ibu Kota Negara ke Nusantara.

Kedekatan PAN dan penguasa Istana itu tentu bukan tanpa preseden. PAN nampaknya hanya mengikuti langkah pesaing Jokowi di Pilpres 2019 lalu, yakni Prabowo Subianto dan Partai Gerindra yang dikomandaninya.

Gerindra bahkan selamat dari gempa kasus Edhy Prabowo yang diciduk KPK beberapa waktu lalu. Dengan Edhy keluar dari kabinet, maka pintu untuk Sandiaga Uno terbuka.

Artinya, Gerindra tetap berhasil menyabet dua kursi kementerian, sekalipun Edhy Prabowo membuat kasus dan harus mendekam di penjara.

Kemudian, dengan mempererat kohesi politik dengan PAN dan Gerindra, artinya Jokowi berhasil menambal lubang politik yang menganga akibat kerenggangan Jokowi dengan Nasdem dan kian ambigunya dukungan politik dari PDIP akibat preferensi politik Jokowi kepada Ganjar Pranowo, bukan kepada Puan Maharani, yang digadang-gadang sebagai bakal calon presiden dari PDIP untuk 2024 nanti.

Sementara itu di sisi lain, di luar faktor sokongan politik (partai) yang memang tidak dimiliki oleh mantan Menperindag Muhammad Lutfi, juga ada pertimbangan kinerja yang mempercepat parkirnya PAN ke Istana, yakni buruknya performa Lutfi setahun terakhir.

Kemendag gagal membenahi tata kelola minyak goreng dan terbilang gagal menstabilisasi harganya.

Bahkan hingga hari ini, harga dan tata kelola komoditas minyak goreng masih dihantui ketidakpastian.

Ditambah pula dengan kasus korupsi yang menimpa salah satu petinggi di Kementerian Perdagangan (level Dirjen) terkait izin ekspor CPO belum lama ini.

Jadi, langkah PAN di satu sisi dan keputusan Jokowi untuk menggandeng PAN di sisi lain bukanlah hal baru dan aneh, tapi sangat masuk akal.

Tentu dengan konstelasi baru tersebut, Jokowi akan tetap mempunyai daya tawar politik yang mumpuni untuk menjaga stabilitas pemerintahan sampai 2024 nanti, terutama dari goncangan-goncangan politik praktis di internal koalisi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com