Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isu "Reshuffle", antara Membenahi Kinerja atau Memelihara Kekuasaan Jokowi

Kompas.com - 15/06/2022, 06:32 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah menteri dan tokoh yang dipanggil ke Istana Negara untuk menghadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Selasa (14/6/2022) semakin menegaskan wacana reshuffle kabinet perlahan semakin mendekati kenyataan.

Mereka yang dipanggil di antaranya Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan Djalil, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, hingga Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto.

Selain itu, mantan Panglima TNI Hadi Tjahjanto, Sekretaris Dewan Pertimbangan Partai Solidaritas Indonesia Raja Juli Antoni, Wakil Ketua MPR sekaligus Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan, serta Wakil Menteri ATR/BPN Surya Tjandra.

Terkait pemanggilan Zulkifli, dia digadang-gadang bakal diberi kursi di kabinet.

Baca juga: Isu Reshuffle Menguat, Nasdem: Siap Kurang, Siap Tetap, Siap Tambah

Kabar reshuffle Kabinet Indonesia Maju berulang kali mencuat sejak PAN memutuskan mendukung pemerintahan Jokowi pada akhir Agustus 2021 lalu. Namun, hingga kini, belum ada satu pun kader PAN yang duduk di kabinet.

Seluruh kewenangan terkait penyusunan dan perombakan kabinet sepenuhnya ada di tangan Presiden Jokowi. Jika dia mempertimbangkan untuk mengakomodasi PAN sebagai anggota koalisi supaya mendapat tempat di kabinet, maka hal itu menjadi wewenangnya.

Menurut Peneliti Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Siti Zuhro, jika wacana reshuffle benar-benar terjadi maka menurut dia Presiden seolah memang tengah mencari momen yang tepat. Apalagi jika nantinya PAN memang diberi tempat di kabinet.

Siti mengatakan, masyarakat nantinya akan menilai apakah dengan reshuffle membuat komposisi kabinet akan disesuaikan dengan kekuatan politik pendukung utama pemerintahan Jokowi, dan keberlangsungan dukungan politik ke depan.

Baca juga: Presiden Jokowi Panggil Ketum PAN ke Istana di Tengah Isu Reshuffle

Akan tetapi, kata Siti, jika Jokowi melakukan reshuffle semata-mata buat memberikan tempat kepada partai politik yang mendukungnya, maka alasannya menjadi sangat politis.

"Bila itu yang akan dilakukan, Jokowi sedang melakukan kalkulasi politik yang tak semata-mata didasari atas kepentingan memiliki menteri-menteri yang cakap dan tangkas melaksanakan tugas-tugas, tapi juga kepentingan politik untuk memelihara kekuasaan," ujar Siti saat dihubungi Kompas.com, Selasa (14/6/2022).

Menurut Siti, konteks politik juga menjadi pertimbangan serius reshuffle jika PAN akhirnya bergabung ke dalam pendukung kekuasaan.

Secara terpisah, pengamat politik Ray Rangkuti menilai seharusnya di sisa masa jabatannya Presiden Jokowi memperhitungkan program kerja yang harus dituntaskan, ketimbang memasukkan partai pendukung ke dalam kabinet melalui reshuffle.

Baca juga: Bambang Pacul Ungkap Nama-nama yang Dipanggil ke Istana di Tengah Isu Reshuffle: Ada Raja Juli-Ketum Parpol

"Sebab, komposisi yang ada saat ini saja sudah didominasi oleh anggota kabinet dari parpol. Dan kenyataannya, hanya merepotkan presiden dalam koordinasi," ujar Ray.

"Maka dalam hal ini, mengundang PAN masuk ke dalam kabinet bukanlah pilihan ideal. Baiknya presiden justru mengurangi kursi kabinet dari parpol dan menambah jumlah kursi kabinet non parpol," sambung Ray.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Nasional
Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada, KPU Siap Sempurnakan Sesuai Saran MK

Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada, KPU Siap Sempurnakan Sesuai Saran MK

Nasional
Bongkar Pemerasan SYL, Jaksa KPK Bakal Hadirkan Sespri Sekjen Kementan di Pengadilan

Bongkar Pemerasan SYL, Jaksa KPK Bakal Hadirkan Sespri Sekjen Kementan di Pengadilan

Nasional
MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

Nasional
Pelajaran Berharga Polemik Politisasi Bansos dari Sidang MK

Pelajaran Berharga Polemik Politisasi Bansos dari Sidang MK

Nasional
Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

Nasional
Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Nasional
Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | 'Dissenting Opinion' Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | "Dissenting Opinion" Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

Nasional
Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com