Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Toto TIS Suparto
Editor Buku Lepas, Ghostwritter

Editor Buku

"Reshuffle" Kabinet, Buat Siapa?

Kompas.com - 15/06/2022, 05:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TANGGAL Masehi 15 Juni 2022 atau tanggal Jawa 15 Sela 1955 – Alip, hari Rabu dengan pasaran Pahing dan wuku Kuningan, diperkirakan banyak pihak sebagai hari pilihan Presiden Joko Widodo untuk mengumumkan kebijakan penting.

Perkiraan ini merujuk kepada pengalaman sebelumnya. Kalau tidak Rabu Pahing, ada kalanya Rabu Pon.

Atas dasar itulah muncul rumor, kalau toh Presiden akan melakukan reshuffle (pergantian anggota kabinet), bisa jadi diumumkan Rabu Pahing.

Maka, hari-hari ini media ramai memprediksikan siapa yang bakal kena reshuffle dan siapa yang akan masuk ke kabinet.

Media pun mengkaitkan dengan sejumlah menteri dan pejabat tinggi yang dipanggil Presiden Jokowi sepanjang Selasa (14/6/2022).

Ada atau tidak ada reshuffle, tetap saja muncul pertanyaan, reshuffle itu buat siapa? Untuk rakyat? Atau untuk parpol?

Sebab, isu reshuffle kali ini dikaitkan dengan ujung masa jabatan Jokowi. Kata pengamat politik, dua tahun lagi Jokowi meninggalkan Istana dan sekarang merupakan saat yang tepat untuk balas budi kepada orang-orang dekatnya yang loyal mendukungnya, tetapi belum kebagian kursi empuk.

Kalau itu alasan reshuffle, maka terjawab sudah, buat apa ada reshuffle? Buat mengakomodasi politik balas budi.

Artinya, kepentingan rakyat diabaikan. Dalam pandangan filsafat moral, reshuffle macam ini cuma mengedepankan "kerja".

Apa makna "kerja" dari kacamata filsafat moral? Kerja, dalam pengertian biasa, adalah kegiatan melakukan sesuatu; atau sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001:554).

Jadi jika memperhatikan pengertian itu, menteri yang sekadar bekerja bermaksud melakukan sesuatu untuk mencari nafkah.

Pengertian itu tidak mengandung kepentingan orang banyak karena nafkah itu lebih untuk kepentingan diri sendiri atau keluarga.

Jika dikaji lebih dalam lagi, yakni dengan memakai bingkai etika, akan lebih kelihatan bahwa kata kerja cenderung mengutamakan urusan perut.

Filsuf Hannah Arendt sangat jelas memaparkan pengertian kerja tersebut. Kerja, menurut Arendt, merupakan tuntutan agar manusia bisa hidup.

Dalam hidupnya, manusia memunyai kebutuhan dasariah dan lewat kerja segala kebutuhan dasariah ini dipenuhi. Maka, "saya bekerja", karena "saya ingin memenuhi kebutuhan hidup".

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com