JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat untuk melakukan vaksinasi dosis tambahan atau booster untuk menekan penularan virus corona subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.
Budi menjelaskan, bila tingkat vaksinasi booster terus meningkat, maka diharapkan puncak kasus subvarian yang kasus pertamanya ditemukan di Afrika Selatan ini bisa ditekan.
"Kalau benar-benar masyarakat kita siap, dengan booster yang baik, kemungkinan besar puncaknya tidak akan tinggi," ujar Budi dalam konferensi pers hasil evaluasi PPKM yang ditayangkan di Youtube Sekretariat Presiden, Senin (13/6/2022).
Ia pun menjelaskan, saat ini hampir seluruh negara di dunia sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi gelombang baru Covid-19.
Baca juga: Menkes: Penularan Subvarian BA.4 dan BA.5 Lebih Rendah dari Delta dan Omicron
Budi memproyeksi, gelombang baru yang disebabkan oleh subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 bakal mencapai puncak pada minggu kedua hingga ketiga bulan Juli mendatang.
Pasalnya, masa puncak gelombang biasanya terjadi satu bulan setelah kasus pertama terdeteksi.
"Jadi arahan beliau (Presiden Joko Widodo), vaksinasi booster ditingkatkan terus karena sekarang sudah Juni," ujar Budi.
Ia mengungkapkan, dengan meningkatkan vaksinasi booster, maka imunitas masyarakat bisa bertahan dalam enam bulan ke depan hingga bulan Februari atau Maret 2023.
Dengan demikian, menurut Budi, Indonesia akan menjadi negara pertama yang bisa bertahan tidak mengalami lonjakan kasus dalam 12 bulan berturut-turut.
"Karena biasanya setiap enam bulan lonjakan kasus terjadi," ucap Budi.
Baca juga: Menkes: Transmisi Lokal Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 Sudah Terjadi di Jakarta
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.