Sebelumnya, Kemenkes memaparkan, empat kasus subvarian BA.4 dan BA.5 terdeteksi di Bali. Dari jumlah tersebut, satu warga negara Indonesia (WNI) terinfeksi BA.4 dan tidak mengalami gejala.
Kemudian, dua warga negara asing (WNA) yang terpapar BA.5 juga tidak mengalami gejala.
Selain itu, ada satu WNA lain yang mengalami gejala ringan. Syahril menjelaskan, dari empat kasus tambahan di Jakarta, satu pasien mengalami gejala sedang, yakni batuk, sesak napas, dan sakit kepala.
Pasien tersebut seorang perempuan berusia 20 tahun. Ia terindikasi tertular subvarian Omicron BA.5.
"Yang perempuan usia 20 tahun, gejalanya sedang. Ada batuk, sesak napas, sakit kepala," ucap Syahril.
Ia mengatakan, pasien yang mengalami gejala sedang tersebut belum menerima vaksin Covid-19 dosis ketiga atau booster. Sementara, tiga pasien tambahan lainnya sudah menerima vaksin dosis lengkap dan booster.
Baca juga: Cegah Kasus Covid-19 Kian Tinggi, Pemerintah Diminta Gencarkan Vaksinasi Booster
"Belum booster, ini penting disampaikan karena kalau yang lain sudah di-booster semua. Yang di Bali sudah di-booster semua. Nah yang di Jakarta umur 20 tahun memang belum booster, baru dua kali," ucap Syahril.
Kendati demikian, Syahril memastikan, delapan pasien subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 telah dinyatakan sembuh atau selesai menjalani isolasi.
Selain itu, Dinas Kesehatan di masing-masing daerah juga telah melakukan pelacakan atau tracing untuk mengetahui penyebaran subvarian yang menyebabkan lonjakan kasus di beberapa negara tersebut.
"Delapan kasus itu sudah sembuh semua. Dan sudah dilakukan tracing semacam itu. Dinas-dinas kesehatan telah melakukan tracing dan testing," ucap Syahril.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.