JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Syura DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sekaligus Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Dimyati Rois tutup usia pada Jumat (10/6/2022).
Dimyati mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Tlogorejo, Semarang, Jawa Tengah, pada pukul 01.13 WIB.
"Innalillahi wa innailaihi rojiun. Keluarga Besar Partai Kebangkitan Bangsa mengucapkan turut berduka cita atas wafatnya KH. Dimyati Rois (Ketua dewan Syura DPP PKB dan Mustasyar PBNU) pada hari Jumat 10 Juni 2022," demikian unggahan DPP PKB di akun Instagram resmi @dpp_pkb, Jumat.
Kepergian Dimyati meninggalkan duka mendalam bagi PKB dan warga Nadhliyin. Semasa hidupnya, sosok ulama karismatik itu banyak berkontribusi di dunia pesantren sekaligus politik.
Baca juga: Dimyati Rois Wafat, Cak Imin Instruksikan Kader PKB Shalat Gaib dan Kibarkan Bendera Setengah Tiang
Dilansir dari laman resmi Nahdlatul Ulama, nu.or.id, Dimyati lahir di Bulakamba, Brebes, Jawa Tengah, 5 Juni 1945.
Sejak remaja, Dimyati menjadi santri yang berkelana di sejumlah pesantren. Ia pernah menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, juga Pondok Pesantren APIK, Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah.
Baca juga: Sambil Menangis, Muhaimin Minta Dimyati Rois Jadi Ketua Dewan Syura PKB
Dimyati menorehkan banyak prestasi selama menjadi santri. Ia pun dijadikan mantu oleh KH Ibadullah Irfan, sesepuh sekaligus tokoh masyarakat Kaliwungu.
Tahun 1985, Dimyati mendirikan Pondok Pesantren Al Fadlu wal Fadhilah di Jagalan, Kaliwungu. Dia menjadi pengasuh di pondok pesantren yang didirikannya.
Dimyati dikenal sebagai orator ulung yang mampu membius massa. Dia selalu memenuhi undangan dari masyarakat untuk memberi ceramah agama.
Salah satu kelebihan Dimyati yang tidak banyak dimiliki kiai lain adalah kemampuannya dalam kewirausahaan. Tak hanya mengajar mengaji, Dimyati memiliki berbagai usaha.
Ia juga tak segan melatih para santrinya berwirausaha, terutama dalam bidang pertanian dan perikanan.
Pada Muktamar ke-34 NU di Lampung 2021, ulama yang akrab disapa Abah Dim ini terpilih sebagai salah satu anggota Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA) PBNU. Dia mendapatkan suara terbanyak saat pemilihan AHWA, yakni 503 suara.
Dalam muktamar tersebut, Dimyati bersama delapan kiai yang tergabung dalam AHWA lantas memutuskan KH Miftachul Akhyar sebagai Rais Aam PBNU periode 2021-2026.
Enam tahun sebelumnya atau ketika Muktamar NU ke-33 digelar di Jombang tahun 2015, Dimyati juga terpilih sebagai AHWA.
Baca juga: Sowan ke Kiai Dimyati Rois Kendal, Menag Yaqut Minta Doa Restu
Karena pengaruhnya yang besar, nasihat Dimyati kerap menjadi panutan tokoh-tokoh nasional. Kendati begitu, dia tidak mau terjun langsung menjadi politisi.