Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangun Koalisi dengan PKS, PKB Sebut Muhaimin Capres Bukan Lagi Harga Mati

Kompas.com - 09/06/2022, 15:53 WIB
Ardito Ramadhan,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid mengatakan, partainya akan berkompromi soal rencana mengajukan Ketua Umum Muhaimin Iskandar sebagai calon presiden melalui koalisi yang tengah dibangun PKB dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Jazilul mengatakan, Muktamar PKB memang sudah memutuskan Muhaimin sebagai calon presiden tetapi dialog harus tetap dilakukan karena suara PKB tidak memenuhi ambang batas pencalonan presiden (presiden.

"Kalau tidak bergerak sendiri tentu bersama-sama ya mendialogkan. Apakah Gus Muhaimin harga mati buat PKB, harga mati, tapi kalau ada teman yang koalisi tentu bukan harga mati lagi tapi kompromi," kata Jazilul di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (9/6/2022).

Baca juga: PKB-PKS Disebut Bersiap Bentuk Koalisi, Ingin Jadi Poros Ketiga

Kendati demikian, Jazilul menegaskan bahwa kader-kader PKB tetap diperintahkan untuk memperjuangkan Muhaimin sebagai calon presiden.

Sementara, persoalan sosok yang akan diusung oleh koalisi yang diikuti PKB merupakan kewenangan pengurus pusat PKB.

"Kalau di internal PKB kita ngotot, tapi kalau bersama partai lain kita welcome untuk bertukar pikiran mencari yang terbaik, buat PKB yang terbaik ya Gus Muhaimin," kata dia.

Jazilul menambahkan, PKB pun sudah melirik sejumlah nama yang dirasa pantas menjadi calon wakil presiden mendampingi Muhaimin.

Nama-nama dimaksud di antaranya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri BUMN Erick Thohir, serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.

Baca juga: Buka Peluang Koalisi dengan PKS, Waketum PKB: Bisa Jadi Semut Merah, Kecil tapi Berasa

Diberitakan sebelumnya, PKB dan PKS tengah mengambil ancang-ancang membangun koalisi poros ketiga menghadapi Pilpres 2024.

Sekretaris Jenderal PKS Aboe Bakar Al Habsyi mengatakan, poros ketiga ini dapat menjadi alternatif dari dua poros lainnya yakni poros Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan poros yang akan dibangun PDI Perjuangan.

"Ya kita lihat lah semoga berjalan panjang umurnya dan bisa bertahan. Oleh karena itu saya berharap poros ketiga, kenapa? Karena yang satu sudah jelas porosnya, kedua sudah jelas, yang ketiga ini membongkar kebuntuan," kata Aboe.

Baca juga: Sekjen PKS Sebut PKS-PKB Bisa Jadi Poros Baru agar Pilpres Diikuti 3 Paslon

Aboe meyakini, koalisi yang dirancang oleh PKB dan PKS dapat menjadi menarik partai-partai politik lainnya untuk bergabung.

Sebab, PKB dan PKS tinggal membutuhkan satu partai lagi untuk memenuhi ambang batas pencalonan presiden sebesar 20 persen kursi parlemen.

"Kalau ketemu begini, ini hamba-hamba Allah capres ingin melihat kita, lalu ketemu Aboe Bakar "kapan kita jumpa?" Welcome, kita siap dengan Nasdem, kita siap Demokrat, kita siap dengan yang lain," ujar Aboe.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com