Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilpres 2024 Diprediksi Bakal Diikuti Nama-nama yang Kini Beredar, Tak Ada Sosok Baru

Kompas.com - 08/06/2022, 17:57 WIB
Tatang Guritno,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes menilai kecil kemungkinan bakal muncul figur baru sebagai calon presiden (capres) pada kontestasi Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.

Ia menduga, persaingan bakal didominasi oleh tokoh-tokoh yang saat ini memiliki elektabilitas sebagai capres menurut lembaga-lembaga survei.

“Yang berkontestasi nama-nama yang sudah beredar (dikenal publik) saja,” ucap Arya pada diskusi virtual CSIS bertajuk Manuver Koalisi Partai Menjelang Pemilu Presiden: Motivasi dan Resiliensi, Rabu (8/6/2022).

Pemilu kali ini, tak bakal jauh berbeda dengan Pemilu 2014. Saat itu, kata Arya, Joko Widodo yang akhirnya terpilih bukan lah sosok baru. 

Baca juga: Nasdem Pastikan Tak Ada Kader Internal yang Diusung pada Pilpres 2024

Ia memaparkan, nama Jokowi muncul di masyarakat sebagai kandidat capres dua tahun sebelum Pilpres 2014.

“Ketika (Jokowi) menang di (Pilgub) Jakarta lantas digadang-gadang jadi capres,” kata dia.

Arya juga mengungkapkan, peta persaingan nama-nama menjelang Pilpres terbagi menjadi tiga kelompok yaitu lapisan pertama, kedua dan ketiga.

Lapisan pertama, lanjut dia, adalah figur dengan elektabilitas diatas 15 persen berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan berbagai lembagai survei.

“Layer pertama ada Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, Anies Baswedan,” ucapnya.

Kemudian lapisan kedua adalah figur dengan elektabilitas 10 persen kebawah.

“Ada Ridwan Kamil, Sandiaga Uno, dan AHY (Agus Harimurti Yudhoyono),” sebutnya.

Sedangkan lapisan ketiga dihuni oleh figur dengan capaian elektabilitas 5 persen ke bawah.

Arya menerangkan, jelang kontestasi Pilpres 2024, figur yang berada di lapisan ketiga pun sulit untuk menembus lapisan pertama.

“Prediksi saya berat (kandidat capres baru) menembus elektabilitas 10 persen, kecuali kandidat lapis kedua,” ungkapnya.

Baca juga: Skenario Pilpres 2024 Dua Putaran, Ini Tahapan dan Jadwalnya

Kondisi itu dipandangnya membuat sosok capres baru sulit muncul. Terlebih partai politik (parpol) tak hanya mempertimbangkan pengusungan capres dari hasil elektabilitas lembaga survei.

Tokoh-tokoh yang diusung, tutur Arya, bisa juga berasal dari pemegang kebijakan internal parpol atau pihak yang memiliki trah politik.

“Misalnya ketua umum atau orang berpengaruh di partai, atau (pemegang) trah politik misalnya Mbak Puan (Puan Maharani),” imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com