Sebelum mengajukan dokumen permohonan itu, para peserta diminta mengisi sejumlah data seperti nomor kartu identitas penduduk, nomor rekening bank, dan salinan surat laporan pajak.
Saat Mitsuhiro melakukan aksinya, dia bekerja sebagai perwakilan sebuah perusahaan yang mempunyai jaringan restoran di Tokyo.
Mitsuhiro kemudian berhasil mengumpulkan dokumen permohonan bantuan dana dari 1,780 orang. Selain dibantu sejumlah kenalannya, Mitsuhiro juga melibatkan istrinya, Rie Taniguchi (45), serta kedua anak lelakinya yaitu Daiki (22) dan adiknya yang berusia 21 tahun dalam menjalankan aksinya.
Baca juga: Mitsuhiro Taniguchi Ditangkap Imigrasi Setelah Paspornya Dicabut Otoritas Jepang
Dalam aksinya, Mitsuhiro memerintahkan sejumlah peserta seminar itu untuk memalsukan surat laporan pajak. Surat laporan pajak palsu itu sudah disiapkan oleh anak keduanya.
Sedangkan sang istri dan anak sulungnya bertugas mengurus kelengkapan administrasi permohonan bantuan dana pemerintah. Berbagai permohonan itu mulai diajukan oleh Mitsuhiro kepada pemerintah Jepang mulai Mei 2020.
Pada Juni 2020, pemerintah Jepang mencairkan dana bantuan yang diajukan oleh Mitsuhiro dan kelompoknya sebesar 960 juta Yen. Uang itu dicairkan untuk 960 orang dari 1,780 peserta yang mengajukan permohonan.
Baca juga: Imigrasi Bakal Segera Deportasi WN Jepang Mitsuhiro Taniguchi
Mitsuhiro dan sindikatnya kemudian mendapatkan ratusan ribu Yen dari setiap peserta yang berhasil mendapatkan dana bantuan pandemi.
Akan tetapi, sebulan kemudian mulai timbul masalah. Ternyata sebagian besar dari permohonan yang diajukan para peserta itu tidak disetujui. Para peserta seminar Mitsuhiro pun mulai protes dan meminta uang mereka yang sudah dibayarkan supaya dikembalikan.
Di sisi lain, pemerintah mulai curiga dan lebih teliti dalam memeriksa dokumen permohonan bantuan dana yang diajukan Mitsuhiro. Petugas curiga karena jumlah dokumen pemohon yang diajukan oleh Mitsuhiro sangat banyak.
Setelah ditelusuri petugas, ternyata mereka menemukan 3 permohonan bantuan dana yang menggunakan dokumen palsu antara Juni sampai Agustus 2020. Ketiganya diajukan oleh 3 orang berbeda yang bermukim di Tokyo dan Prefektur Hyogo dengan alasan meminta bantuan dana dari pemerintah karena pendapatan dari kegiatan usaha mereka menurun.
Ketiganya pun menjadi tersangka dugaan pemalsuan dokumen untuk mendapatkan bantuan dana Covid-19. Melalui penyelidikan aparat kepolisian perlahan terkuak otak di belakang aksi penipuan itu adalah Mitsuhiro.
Baca juga: Buronan Polisi Jepang Ditangkap di Lampung, Sempat Tawarkan Bisnis Perikanan
Mitsuhiro yang curiga aksinya akan terungkap kemudian meminta seorang kenalannya untuk dipertemukan dengan pengusaha sukses di Indonesia. Dia diduga hendak menggunakan uang hasil penipuan itu untuk kegiatan usaha di Indonesia.
Badan yang mengurus permohonan bantuan dana itu kemudian berkoordinasi dengan Kepolisian Tokyo. Setelah diusut akhirnya aparat berhasil membongkar modus penipuan Mitsuhiro dan sindikatnya.
Mitsuhiro sudah merasa gerak-geriknya diawasi, setelah polisi memeriksa seorang anak yang namanya turut dimasukkan sebagai pemohon bantuan dana Covid-19. Anggota Kepolisian Tokyo menangkap istri dan kedua anak Mitsuhiro.
Sedangkan Mitsuhiro kabur ke Indonesia pada Oktober 2020, dan berhasil ditangkap pada 6 Juni 2022.
(Penulis : Rahel Narda Chaterine | Editor : Krisiandi)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.