Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati dan Jokowi dalam Pusaran Isu Kerenggangan: Berawal dari Ganjar, Dibantah PDI-P

Kompas.com - 08/06/2022, 11:33 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Berembus isu kerenggangan hubungan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Joko Widodo.

Kabarnya, perang dingin antara keduanya disebabkan oleh perbedaan dukungan politik jelang Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.

Jokowi disebut-sebut mendukung kader PDI-P yang juga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai calon presiden. Padahal, Megawati, sang penguasa partai banteng, belum memberikan arahan apa pun.

Baca juga: Jokowi dan Peluangnya sebagai King Maker Pilpres 2024 Tanpa Megawati

Sementara, sedari lama internal PDI-P diterpa isu rivalitas dua kader antara Ganjar Pranowo dan putri mahkota partai, Puan Maharani.

PDI-P disebut bimbang. Hendak medorong pencalonan Puan, tetapi elektabilitas putri Megawati itu mentok di kisaran 1 persen menurut survei berbagai lembaga.

Sementara Ganjar, yang notabene bukan petinggi PDI-P, menjuarai survei elektabilitas karena angkanya tembus 20 persen.

Awal mula isu

Jokowi disebut-sebut memberikan dukungan untuk Ganjar setelah berpidato dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V Pro Jokowi (Projo) di Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (21/5/2022). Pada acara tersebut hadir sejumlah tokoh, salah satunya Ganjar.

Dalam pidatonya, Jokowi bilang, jangan terburu-buru perihal politik 2024. Ia meminta organisasi relawan pendukungnya bersabar, sekalipun mungkin yang mereka dukung hadir di tengah-tengah Rakernas.

Baca juga: Megawati Ingatkan Kader Tak Lengah Meski PDI-P Unggul di Berbagai Survei

"Jangan tergesa-gesa, jangan tergesa-gesa. Meskipun, meskipun, mungkin yang kita dukung ada di sini," kata Jokowi.

Seketika, hadirin bersorak-sorai. Mereka bertepuk tangan, beberapa meneriakkan nama Ganjar Pranowo.

Pernyataan presiden itu pun disinyalir sebagai kode dukungan ke Ganjar. Dari sinilah isu kerenggangan Jokowi dengan Megawati mencuat.

Serangan PDI-P

Di tengah kabar keretakan hubungan Jokowi dan Megawati, tiba-tiba saja politisi PDI-P yang juga loyalis Mega, Trimedya Panjaitan, menyentil Ganjar.

Trimedya mengatakan, Ganjar ambisius maju di Pilpres 2024, padahal kinerjanya selama menjadi gubernur dipertanyakan.

"Ganjar apa kinerjanya 8 tahun jadi Gubernur selain main di medsos apa kinerjanya?" kata Trimedya dalam keterangannya, Rabu (1/6/2022).

Baca juga: Projo Bakal Dukung jika Jokowi Usung Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024?

Trimedya juga membanding-bandingkan kinerja Ganjar dengan Puan. Oleh Trimedya, Puan disebut berhasil, mulai dari menjadi Ketua Fraksi PDI-P di DPR RI di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menjadi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) di periode pertama pemerintahan Jokowi, dan kini menjabat Ketua DPR RI.

Bagi Trimedya, langkah Ganjar yang gencar bermanuver untuk Pilpres 2024 sudah kelewat batas. Bahkan, dia menilai Ganjar kemlinthi atau dalam istilah orang Jawa berarti sombong atau congkak.

“Kalau kata orang Jawa kemlinthi ya, sudah kemlinthi dia, harusnya sabar dulu dia jalankan tugasnya sebagai gubernur Jateng dia berinteraksi dengan kawan-kawan stuktur di sana DPD DPC DPRD provinsi DPRD kab kota, itu baru,” ujarnya.

Kolase foto Puan Maharani (kiri) dan Ganjar Pranowo.KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO-RODERICK ADRIAN Kolase foto Puan Maharani (kiri) dan Ganjar Pranowo.

Bukan sekali ini saja Ganjar "diserang" partainya sendiri. Puan Maharani sendiri pernah beberapa kali melempar sindiran tajam soal pemimpin yang hanya gemar tampil di media sosial, yang oleh publik diasumsikan ditujukan untuk Ganjar.

Ganjar juga beberapa kali tak diundang di acara internal partainya, misalnya di HUT PDI-P ke-48, Mei 2021 lalu.

Kala itu, Ketua DPD PDI-P Jawa Tengah Bambang Wuryanto terang-terangan mengatakan bahwa tidak diundangnya Ganjar adalah karena dia dinilai kelewatan berambisi maju di pilpres.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com