Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Yulian Gunhar
Anggota DPR

Yulian Gunhar adalah politisi Indonesia yang telah menjabat sebagai anggota DPR-RI, dari Fraksi PDI Perjuangan, selama dua periode (2014–2019 dan 2019–2024), mewakili daerah pemilihan Sumatera Selatan II.

Saat ini, ia dipercaya menjadi anggota Komisi VII yang menangani masalah energi, pertambangan, lingkungan, dll.

Mewaspadai Operasi Penggiringan Opini Oligarki-Kapitalis terhadap Sosok Capres

Kompas.com - 07/06/2022, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Ada tokoh yang minim prestasi, namun di-framing sedemikian rupa seakan berprestasi dan layak memimpin negeri.

Oligarki tidak memerlukan informasi yang benar-atau tidak, selama bisa membanjiri mindset publik untuk menerima narasi ciptakaan mereka.

Publik sebagai penerima informasi dari media menjadi sulit membedakan, mana info benar dan mana info bermuatan penggirigan opini.

Kondisi itu persis dengan apa yang pernah dikatakan Pakar komunikasi, Bill Kovach, yang menyebut kondisi saat ini sebagai era banjir informasi.

Ia mengatakan bahwa di era banjir informasi ini, sangat sulit untuk membedakan mana informasi yang benar dan salah. Bahwa semua bercampur baur tidak jelas, menjadi blur.

Ketiga, menggunakan jasa buzzer politik. Saat ini keberadaan media sosial perlahan mampu menggeser media mainstream sebagai sumber informasi.

Hal itu sangat positif. Mengingat partisipasi publik dalam mengekspresikan segala opininya terbuka lebar melalui kanal media sosial, seperti Twitter, Facebook, Instagram, Youtube, dll.

Namun adakalanya opini yang terekam di media sosial sudah tidak benar-benar murni, lantaran tercemar penggiringan opini dari kalangan buzzer politik yang sarat kepentingan.

Tidak bisa dibantah bahwa belakangan ini opini publik sehari-hari sering disetir oleh buzzer bersama akun-akun robot (bot).

Sehingga opini netizen yang ada di dunia maya seolah nyata, padahal bia jadi berasal dari penggiringan dari para buzzer.

Banyaknya pengguna media sosial di Indonesia. Ditambah makin eksisnya peran buzzer dalam perhelatan politik, maka keberadaan buzzer tentu bisa menjadi alat kalangan oligarki melakukan operasi mindset.

Termasuk soal siapa capres yang layak dan tidak layak dipilih. Para buzzer bayaran siap menjadi pasukan media sosial yang membela segala wacana atau isu yang berkaitan dengan kepentingan oligarki.

Dengan melihat berbagai realita kalangan oligarki yang sudah makin terlihat jelas jejaknya itu, maka sebagai bangsa, kita harus mulai menyadarinya.

Bahwa era reformasi yang hampir berjalan seperempat abad ini, masih menyisakan banyak pekerjaan rumah.

Salah satunya memastikan negeri ini tidak dicengkram oleh oligarki, serta kepemimpinan nasional kita di 2024 nantinya, bukan capres hasil operasi mindset dari oligarki.

Publik harus lebih cerdas, melihat latar belakang, kapasitas, dan prestasi para capres yang akan berlaga di pilpres 2024.

Jika yang tampil dan terpilih adalah sosok-sosok capres dengan hanya modal pencitraan dan dari hasil manipulasi oligarki-kapitalis melalui lembaga survei berbayar, framing media, buzzer bayaran, maka apa yang bisa diharapkan bagi masa depan bangsa ini?

Padahal calon pemimpin bangsa yang besar ini harus memenuhi unsur terpenting, seperti berkarakter, berkompeten, berkapasitas dan visioner.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com