Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Jokowi Nilai Studi Geopolitik Soekarno yang Dipaparkan Hasto Dibutuhkan Pemimpin Bangsa

Kompas.com - 06/06/2022, 20:45 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai disertasi karya Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Hasto Kristiyanto sangat relevan secara akademik.

Disertasi bertemakan Geopolitik Soekarno itu disebut sangat dibutuhkan untuk menghadapi situasi geopolitik dunia yang dinamis.

"Saya mengucapkan selamat atas dilaksanakannya sidang terbuka promosi program doktor Ir. Hasto Kristiyanto MM yang dilakukan hari ini di Universitas Pertahanan RI," kata Jokowi melalui sebuah video yang diputar di Universitas Pertahanan, Bogor, Jawa Barat, Senin (6/6/2022).

Presiden Jokowi meyakini, buah pemikiran atas studi Hasto akan memperkaya pemikiran dan gagasan bagi studi-studi geopolitik.

Baca juga: Jadi Penguji Disertasi, Mendagri: Hasto Bukan Doktor Kaleng-kaleng

Selain itu, disertasi tersebut juga dapat dijadikan pijakan bagi para pihak terutama para pemimpin bangsa dan pembuat kebijakan untuk memahami situasi geopolitik global secara jernih.

"Sehingga mendorong lahirnya kebijakan-kebijakan yang tepat bagi kepentingan nasional serta untuk kemajuan dan kejayaan bangsa dan negara," tutur Jokowi.

Adapun Presiden Jokowi berhalangan hadir di sidang promosi doktor Hasto.

Baca juga: Megawati Tanya Relevansi Teori Geopolitik Soekarno di Masa Sekarang, Begini Jawaban Hasto

Hasto sebelumnya telah mengatakan bahwa Presiden berhalangan karena menerima kunjungan perdana Menteri Australia Anthony Albanese di Istana Kepresidenan, Bogor.

Hasto mengatakan, Jokowi telah mengirimkan ucapan selamat kepadanya dalam bentuk video atas sidang doktoral.

"Kami tahu kesibukan Bapak Presiden sehingga Bapak Presiden direncanakan mengirimkan ucapan dalam bentuk video," ucap Hasto di Universitas Pertahanan, Senin.

Baca juga: Hasto Sebut Kerangka Pemikiran Geopolitik Soekarno adalah Pancasila

Perlu diketahui, dalam disertasi program doktoralnya, penelitian yang diambil Hasto berjudul "Diskursus Pemikiran Geopolitik Soekarno dan Relevansinya terhadap Pertahanan Negara".

Adapun sidang promosi doktor Hasto berlangsung selama lebih kurang 3 jam sejak pukul 14.30 hingga 17.00 WIB. Hasto resmi menyandang gelar doktor usai sidang dewan penguji menyatakan kelulusannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Nasional
Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com