BOGOR, KOMPAS.com - Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri memberikan pertanyaan kepada Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Hasto Kristiyanto yang menjalani sidang promosi doktor di Universitas Pertahanan, Bogor, Jawa Barat, Senin (6/6/2022).
Adapun pertanyaan yang disampaikan yaitu seputar teori geopolitik Presiden Pertama RI Soekarno sebagaimana dipaparkan dalam penelitian Hasto.
Baca juga: Canda Megawati kepada Hasto, Berkali-kali Minta Bocorkan Pertanyaan untuk Sidang Doktoral
Mega bertanya, bagaimana teori Geopolitik Soekarno masih bisa menjadi solusi alternatif di tengah masalah dunia?
"Pertanyaan saya, itu yang saya katakan gampang saja, bagaimana teori geopolitik Bung Karno bisa menjadi solusi alternatif untuk geopolitik pada masa ini? Coba rekomendasi apa yang diusulkan promovendus?," tanya Megawati dalam sidang.
Megawati sebelumnya mengungkapkan bahwa Bung Karno pernah berpidato di PBB berjudul "To Build The World A New", yang substansinya masih relevan dalam situasi dunia yang terus berganti dari masa ke masa.
Baca juga: Hasto Sebut Konstelasi Geopolitik Diwarnai Hegemoni Perebutan SDA hingga Kekuatan Militer
Dia juga menyampaikan situasi konflik Rusia-Ukraina saat ini, yang mendapatkan framing oleh pemilik teknologi dan media masa.
Ketegangan kedua negara itu menambah daftar ketegangan lainnya seperti di Semenanjung Korea, di Timur Tengah seperti di Suriah, Libya, Iran, hingga Palestina.
Dengan latar belakang relevannya isi pidato Soekarno di PBB itu, Megawati mempertanyakan bagaimana teori Geopolitik Soekarno masih bisa menjadi solusi alternatif di tengah masalah dunia.
Hasto pun menjawab pertanyaan itu dan memaparkan semangat kebersamaan yang hendak didorong oleh Bung Karno lewat pidatonya di PBB.
Hasto mengatakan, bangsa Asia Afrika yang saat itu banyak menjadi negara terjajah, dinilai harus bisa membangun solidaritas di antara dirinya demi memerdekakan diri.
Pidato Bung Karno itu juga, lanjut Hasto, mendorong agar bangsa-bangsa di dunia hidup damai.
Baca juga: Hasto Sebut Kerangka Pemikiran Geopolitik Soekarno adalah Pancasila
Selain itu, Hasto menilai di tengah sistem internasional yang anarkis tersebut, PBB harus direformasi, sehingga dunia bebas dari segala bentuk penjajahan.
“Teori geopolitik Bung Karno tersebut senantiasa relevan. Di dalam perspektif geopolitik Soekarno, kebijakanan luar negeri dan kebijakan pertahanan harus ada dalam satu kesatuan," jelas Hasto.
Masalahnya, lanjut Hasto, semangat imajinasi geopolitik Soekarno itulah yang saat ini nampaknya luntur.
Baca juga: Megawati, Prabowo, dan Sejumlah Menteri Hadiri Promosi Doktor Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto
Sehingga, Hasto merekomendasikan agar seluruh kontruksi pemikiran geopolitik Soekarno harus menjadi landasan kebijakan luar negeri dan pertahanan negara.