BOGOR, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Hasto Kristiyanto menjalani sidang promosi doktor di Universitas Pertahanan, Bogor, Jawa Barat, Senin (6/6/2022).
Sebelum memaparkan disertasinya, Hasto menjelaskan urgensi penelitian berjudul "Diskursus Pemikiran Politik Soekarno dan Relevansinya Terhadap Pertahanan Negara".
Baca juga: Hasto Sebut Kerangka Pemikiran Geopolitik Soekarno adalah Pancasila
Hasto mengatakan, penelitian ini diperkuat dengan hasil penelitian pendahuluannya, yang menunjukkan besarnya gap kognisi Soekarno sebagai pemimpin visioner, melintasi jaman, dengan kognisi tinggi, rata-rata di atas 52 persen.
"Hal ini berbanding terbalik dengan kognisi yang relatif rendah terhadap peran Presiden Soekarno pada KAA (Konferensi Asia Afrika), GNB (Gerakan Non-Blok), dan Pembebasan Irian Barat, di mana yang tidak tahu mencapai di atas 60 persen," kata Hasto di Universitas Pertahanan, Bogor, Senin.
Baca juga: Drama Ganjar Pranowo-PDIP, Mungkinkah Keduanya Berpisah pada Pemilu 2024?
Hasto melanjutkan, konstelasi geopolitik saat ini masih diwarnai pertarungan hegemoni memperebutkan sumber daya alam, penguasaan pasar, dan unjuk kekuatan militer.
Dalam pertarungan geopolitik tersebut, Asia Pasifik menjadi pivot geopolitik sebagaimana telah digambarkan oleh Presiden Soekarno pada 1930.
"Perumusan masalah penelitian ini dengan melihat pertarungan geopolitik di Timur Tengah, kawasan Euro-Asia, dan di Samudera Pasifik seperti di Laut Cina Selatan. Kesemuanya masih diwarnai narasi Eropa dan Amerika Sentris," ungkapnya.
Baca juga: Megawati, Prabowo, dan Sejumlah Menteri Hadiri Promosi Doktor Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto
Dia mengatakan, di tengah pertarungan hegemoni tersebut bagaimana pemikiran geopolitik Soekarno dapat menjadi alternatif solusi terhadap berbagai persoalan geopolitik dunia.
Untuk itu, ia mengeklaim penelitiannya menjadi penting untuk diangkat.
Akhirnya, Hasto menjabarkan perumusan masalah dalam empat pertanyaan penelitian.
"Pertama, apa dan bagaimana pemikiran geopolik Soekarno dan pengaruhnya bagi kepentingan nasional Indonesia? Kedua, bagaimana pengaruhnya terhadap dunia?," ucap Hasto.
"Ketiga, bagaimana pengaruh dan dampaknya pada masa pemerintahan Presiden Soekarno? dan keempat, bagaimana relevansi dan implementasinya terhadap kebijakan pertahanan negara paska Soekarno?," tambahnya.
Baca juga: Forum Sahabat Ganjar Serahkan Aspirasi Dukungan Ganjar Maju Pilpres 2024 kepada DPC PDIP Solo
Lebih lanjut, Hasto menyebutkan bahwa disertasinya memiliki manfaat akademis untuk mengonstruksikan secara teoritis pemikiran geopolitik Soekarno.
Kemudian untuk manfaat praktis, secara makro misalnya, penelitiannya dinilai bermanfaat sebagai pengarus-utamaan kebijakan pembangunan nasional, kepentingan nasional, pertahanan negara, dan kebijakan luar negeri.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.