JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, Perdana Menteri (PM) Anthony Albanese bukan sosok yang baru dikenalnya.
Keduanya pernah bertemu pada 2020, sebelum Anthony menjabat perdana menteri.
"Merupakan kehormatan bagi saya menerima kunjungan PM Australia yang baru bersama delegasi. Saya bergembira bahwa Indonesia menjadi tujuan yang pertama, kunjungan bilateral perdana menteri setelah dua minggu yang lalu dilantik sebagai Perdana Menteri Australia ke-31," ujar Jokowi dalam konferensi pers di Istana Bogor, sebagaimana ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden pada Senin (6/6/2022).
Baca juga: Jokowi Undang PM Australia untuk Hadiri KTT G20 di Bali
"Hal ini menunjukkan kedekatan pemerintah dan masyarakat kedua negara. PM Albanese bukan orang baru bagi saya. Kita pernah bertemu di tahun 2020 dan Indonesia juga menjadi negara pertama yang dikunjungi pada saat beliau terpilih sebagai ketua (partai) oposisi di tahun 2019," jelas Jokowi.
Presiden menjelaskan, pada Jumat (3/6/2022), dirinya telah melakukan pembicaraan telepon dengan PM Albanese, di antaranya menyinggung fondasi kuat dalam hubungan kedua negara.
"Yaitu kemitraan strategis komprehensif yang dimiliki sejak 2018 dan IA-CEPA (Indonesia-Australia-Comprehensive Economic Partnership Agreement) yang sudah mulai berlaku di tahun 2020. Kedua fondasi ini sangat penting bagi kedua negara untuk terus memperkokoh kerja sama bilateral yang saling menguntungkan," tutur Jokowi.
"Dan dalam pertemuan bilateral tadi kita membahas dua isu besar, yaitu upaya memperkuat kerja sama bilateral dan saling tukar pendapat mengenai berbagai isu di kawasan dan dunia," lanjutnya.
Baca juga: Jokowi Bertemu Empat Mata dengan PM Australia, Bahas soal Ekonomi dan Perang Rusia-Ukraina
Jokowi menjelaskan, dirinya dan PM Albanese lebih fokus berbicara mengenai kerja sama ekonomi saat membahas isu-isu bilateral.
Kepala negara menyampaikan pentingnya perluasan akses ekspor produk Indonesia dengan nilai tambah tinggi ke Australia, misalnya otomotif.
Ekspor perdana mobil completely built up (CBU) buatan Indonesia ke Australia telah dimulai pada Februari yang lalu.
Jokowi berharap akses ekspor seperti ini terus terbuka.
"Yang kedua, saya mengharapkan implementasi IACEPA terkait kesempatan WNI untuk bekerja di Australia dapat ditingkatkan.
Termasuk penambahan kuota working holiday visa menjadi 5.000 peserta per tahun," ungkapnya.
"Yang ketiga, saya menyambut baik kerja sama di bidang pendidikan dan kesehatan, pembukaan kampus Monash University di BSD diharapkan meningkatkan investasi Australia bagi pengembangan SDM berketerampilan tinggi di Indonesia," lanjut Jokowi.
Baca juga: Jokowi Ajak PM Australia Naik Sepeda Bambu di Kebun Raya Bogor
Di bidang kesehatan, dirinya mengapresiasi investasi Aspen Medical untuk membangun 23 rumah sakit (RS) dan 650 Klinik di provinsi Jawa Barat senilai 1 miliar dollar AS selama 20 tahun.