Namun Hasan Baraja, bukan terkait pembajakan, ia terkait dengan kasus teror warman. Dalam kasus teror ini seorang wakil rektor UNS, Solo, Parmanto, tewas karena diduga membocorkan gerakan Komando Jihad ini, pada 1979.
Akibat aksi "Teror Warman" ini, Hasan Baraja divonis penjara 3 tahun.
Saat ini, Hasan Baraja menjadi pimpinan tertinggi internasional kelompok Khilafatul Muslimin, yang mereka sebut dengan Ustaz Abdul Qadir Hasan Baraja.
Saya mencoba mencari salah seorang pimpinan dari mereka, di Jakarta. Akhirnya di tempat khusus dan tak boleh dipublikasikan lokasinya, saya mewawancarai Amir alias Pimpinan Khilafatul Muslimin Jakarta Raya yang meliputi sejumlah wilayah utama Ibu Kota, Jawa Barat, hingga Banten, Muhammad Abudan.
Di lantai 2 rumahnya, yang biasa digunakan untuk berkumpul bersama jamaah Khilafatul Muslimin, saya mewawancarainya.
"Mengapa kelompok Anda mengangkat pimpinan terpidana kasus terorisme?" tanya saya kepadanya.
"Dulu Imam Bonjol juga dianggap teroris!" jawab Abudan.
Dari pertanyaan ini saya kembali bertanya, Apakah Anda menganggap Indonesia adalah penjajah, karena dulu Imam Bonjol dianggap teroris oleh penjajah (Belanda)?
Abudan tidak menjawab lugas hanya mengulang pernyataannya soal Imam Bonjol yang dianggap teroris (oleh Belanda).
Saya kembali mengeluarkan data yang saya miliki terkait kelompok ini.
Apakah benar, Khilafatul Muslimin memiliki Menteri Pertahanan & Keamanan?"
Spontan Abudan langsung membantah. "Itu Fitnah, hoaks, tidak benar!" katanya.
Saya ubah pertanyaannya, ada sosok di Khilafatul Muslimin yang bertanggung jawab soal Pertahanan Keamanan?"
Kali ini Abudan, mengiyakan. "Iya, ada namanya Amni wa Difa'i," ujarnya.
Untuk apa? tanya saya kembali.