Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Dinilai Perlu Bergegas Evaluasi jika Usung Puan Capres 2024

Kompas.com - 03/06/2022, 16:22 WIB
Tatang Guritno,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Firman Noor menilai PDI Perjuangan mesti segera melakukan evaluasi untuk menentukan siapa sosok calon presiden (capres) yang bakal diusungnya.

Hal itu disampaikan Firman menyusul masifnya pergerakan dan komunikasi politik berbagai partai politik (parpol) untuk membangun koalisi guna menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Pasalnya menurut Firman, kubu-kubu politik yang mulai terbangun tidak menunjukan ketertarikan untuk mendukung Ketua DPR Puan Maharani sebagai calon presiden (capres).

“Harus segera bergerak kalau enggak mereka (PDI Perjuangan) akan ketinggalan kereta,” tutur Firman pada Kompas.com, Jumat (3/6/2022).

Baca juga: Puan Dinilai Jadi Pasangan Ideal Prabowo di Pilpres 2024

Dalam pandangan Firman, PDI Perjuangan harus mulai memikirkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai kandidat capres yang bakal diusung.

Sebab, hasil jajak pendapat berbagai lembaga survei menunjukan elektabilitas kader PDI Perjuangan itu sebagai capres dapat menyaingi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto maupun Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

“Mau bagaimana pun (elektabilitas) Puan masih di bawah sekali meski tidak berada di dasar ya, tapi jauh dengan Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan,” ungkap dia.

Di sisi lain Firman berpandangan, evaluasi penentuan kandidat capres mesti dilakukan karena internal PDI Perjuangan tidak kompak.

Pihak-pihak yang dekat dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mendukung Puan, sedangkan ada pula faksi yang lebih memilih Ganjar.

“Saya yakin di second layer dan third layer elite (PDI Perjuangan) hatinya terbelah, yang first layer elite mereka kan all Mega’s man, enggak mungkin menentang terbuka atau ketahuan berbeda loyalitas,” imbuhnya.

Baca juga: Pengamat: Tim Prabowo Tengah Cari Kongsi Politik yang Kuat, Tak Terpatok pada PDI-P

Diketahui beberapa parpol telah melakukan pertemuan politik sejak momen Lebaran 2022.

Mulanya pada 7 Mei 2022, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono berkunjung ke rumah dinas Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.

Lalu, pada 12 Mei 2022, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sepakat membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

Berlanjut, Rabu (1/6/2022) Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menerima kunjungan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Kantor DPP Partai Gerindra, Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com