KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (Kementerian KP) melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), menggelar dua kegiatan pelatihan di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pelatihan yang diikuti 300 peserta dari tiga kabupaten di NTT itu bertujuan untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) kelautan dan perikanan.
Dua pelatihan tersebut adalah pelatihan Budi Daya Kepiting Cangkang Lunak atau Soka di Kabupaten Sikka dan pelatihan Pengembangan Usaha Olahan Ikan di Kabupaten Lembata dan Kabupaten Alor, NTT.
Adapun pelatihan tersebut diselenggarakan oleh Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Banyuwangi pada Jumat 27/5/2022 hingga Sabtu (28/5/2022) secara blended learning.
Pelatihan Budi Daya dan Pengolahan Ikan yang diselenggarakan merupakan bukti keseriusan Kementerian KP dalam mewujudkan program prioritas yang digaungkan Menteri Kelautan dan Perikanan (Menteri KP) Sakti Wahyu Trenggono.
Kepala BRSDM, I Nyoman Radiarta mengatakan bahwa Kementerian KP telah menetapkan program prioritas sebagai upaya perbaikan rantai nilai dari hulu ke hilir.
“Tahun 2022, Kementerian KP telah menetapkan untuk akselerasi tiga program prioritas,” ujarnya.
Ketiga program prioritas tersebut, lanjut dia, yaitu Kebijakan Penangkapan Ikan Terukur, Ppengembangan Kampung Budi Daya Berbasis Komoditas Ekspor, dan Pembangunan Kampung Perikanan Budi Daya Berbasis Kearifan Lokal serta Kampung Nelayan Maju.
Baca juga: Menteri KKP: Tancap Gas Pengesahan Regulasi Penangkapan Ikan Terukur
Lebih lanjut ia mengatakan, potensi sumber daya kelautan dan perikanan di NTT memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
“Sehingga perlu adanya pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan, khususnya pada kegiatan budi daya kepiting cangkang lunak dan olahan hasil perikanan,” ujar Nyoman.
Sebagai komoditas yang diminati pasar domestik maupun ekspor, lanjut dia, kepiting cangkang lunak atau soka memiliki beberapa keunggulan.
Baca juga: 2 Cara Kemas Kepiting dan Rajungan agar Tetap Segar, Tips dan Penjual
Pertama, soka memiliki kandungan nutrisi yang cukup baik untuk kesehatan. Kedua, tulang cangkang soka pun juga dapat dikonsumsi.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP), Lilly Aprilya Pregiwati mengungkapkan, budi daya kepiting cangkang perlu dikembangkan karena permintaan kepiting pada musim tertentu kian meningkat.
“Pada perayaan hari keagamaan, permintaan kepiting soka meningkat pesat sehingga perlu dikembangkan oleh masyarakat. Tentunya hal ini dilakukan dengan pendampingan penyuluh perikanan Kabupaten Sikka agar pemanfaatannya berjalan optimal,” jelasnya
Tak hanya itu, imbuh Lily, produk hasil perikanan juga harus dimanfaatkan dengan diolah menjadi beragam olahan agar memiliki nilai tambah.
Baca juga: Jangan Ragu Makan Ikan Setiap Hari, Ini Berbagai Manfaatnya