JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Ke-5 sekaligus Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Megawati Soekarnoputri heran dengan pemerintah Indonesia yang masih sering memutuskan untuk impor barang ketimbang ekspor.
Salah satu yang disorot Megawati adalah kedelai. Dia mempertanyakan kenapa hingga saat ini kedelai masih impor dari luar negeri.
"Saya banyak bicara pada beliau (Presiden Jokowi). 'Pak, kita ini segala ada, Pak. Tapi research kita itu maunya... Orang Indonesia ini terlalu pragmatis'. Saya bilang, 'maunya gampang doang, impor, impor.' Kenapa enggak 'ekspor, ekspor', gitu. Kedelai kenapa kita impor hayo?" ujar Megawati dalam seminar nasional bertajuk 'Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta', Rabu (1/6/2022).
Baca juga: Megawati: Yang Coba Kenalkan Ideologi Selain Pancasila Pindah ke Negara Lain Saja
Megawati yang pernah bersinggungan dengan petani menegaskan Indonesia bisa berdiri dengan kaki sendiri.
Namun, Megawati menduga Indonesia tidak punya niat untuk itu. Menurutnya, Indonesia lebih suka mengambil cara yang mudah, yakni impor.
"Kapan kita mau maju? Pak Jokowi bilang 2045 Indonesia Emas," ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Megawati menantang para rektor yang hadir dalam seminar agar berdebat dengannya soal ekspor.
Tantangannya itu disambut riuh tepuk tangan.
Lebih lanjut, Megawati mengenang masa-masa dirinya masih menjabat Presiden bertahun-tahun yang lalu.
Kala itu, Megawati mengaku kerap menyuruh protokolernya untuk memberitahu kepada setiap tamu negara bahwa Indonesia memiliki segalanya.
Baca juga: Jawaban Jokowi saat Megawati Minta Aktivitas Tambang Ditutup...
"Kalau tamu saya mau nanya, 'apa yang ada di Indonesia?' Jangan ngomongnya begitu. Tapi suruh bilang begini, 'apa yang tidak ada di Indonesia?' Supaya saya bisa jawab, 'kamu maunya apa? Indonesia ini segala ada'. Sombong ndak saya sebagai Presiden? Sombong," tutur Megawati.
Meski demikian, Megawati memaknai kesombongannya itu sebagai bentuk kebanggaan terhadap Indonesia.
"Tapi itu kan kebanggaan. Dan ternyata kita memang punya. Tapi kan banyak yang belum diolah," imbuhnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.