Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Heroik Pratu Suparlan, Prajurit Kopassus Hadapi Ratusan Tentara Fretelin Seorang Diri

Kompas.com - 31/05/2022, 06:04 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sederet kisah haru mewarnai perjalanan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang merupakan pasukan elite milik TNI Angkatan Darat.

Salah satu cerita haru adalah keberanian Pratu Suparlan, prajurit Kopassus yang saat itu bernama Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha), saat menghadapi milisi Fretilin seorang diri di Timor Timur (Timor Leste) pada 9 Januari 1983.

Dilansir dari buku Kopassus untuk Indonesia yang ditulis Iwan Santosa dan E.A Natanegara, aksi Pratu Suparlan bermula saat ia berpatroli bersama pasukan kecil di bawah pimpinan Letnan Poniman Dasuki di wilayah KV 34-34/Kompleks Liasidi.

Baca juga: Profil Jenderal (Purn) Widjojo Soejono, Pernah Jabat Danjen Kopassus-Kepala Staf Kopkamtib

Secara mengejutkan, pasukan kecil Kopassandha tiba-tiba dihadang sekitar 300 anggota Fretilin bersenjata. Gerak kejut pasukan Fretilin membuat pasukan kecil Kopassandha terjebak di sisi jurang.

Pasukan Fretilin yang berada di atas ketinggian mendesak Poniman dan kawan-kawan terpojok. Poniman kemudian mendapati ada celah bukit untuk menyelamatkan diri.

Poniman lantas membantu anggotanya yang terluka melewati celah bukit yang sempit. Mereka merayap satu per satu. Tak berselang lama, Poniman baru menyadari rupanya Pratu Suparlan tak tampak dalam barisan kelompok yang baru saja menyelamatkan diri.

Baca juga: Kopassus dan Legenda Pasukan Hantu Putih di Kongo

Ternyata, di saat yang bersamaan, Suparlan tengah berjibaku dan mati-matian menahan serangan pasukan Fretilin. Hujan peluru menghantam tubuhnya.

Tak peduli dengan berondongan peluru musuh, Pratu Suparlan tetap memberikan perlawanan tanpa ampun hingga amunisinya benar-benar habis.

Dalam kondisi tubuh terluka parah dan amunisi kosong, Pratu Suparlan tak mengendurkan perlawanan.

Ia berlari ke semak belukar dan kemudian menghunuskan pisau komandonya ke tentara Fretilin.

Disebutkan, enam anggota Fretilin tewas setelah dilumpuhkan Pratu Suparlan menggunakan pisau komandonya.

Sisa tenaga Pratu Suparlan kemudian terkuras habis. Hujan peluru musuh pun kembali mengenai tubuh dan membuatnya kekurangan darah.

Ia tak mampu berdiri lagi. Dalam kondisi duduk, Pratu Suparlan dikepung musuh yang mengarahkan tembakan ke lehernya.

Kendati sudah terpojok dan tanpa kondisi yang memungkinkan, Pratu Suparlan ternyata tidak kehabisan akal. Sebelum akhirnya menghembuskan napas terakhirnya, Pratu Suparlan mengambil granat di saku celananya. Ia kemudian melompat ke kerumunan musuh. Ia berteriak “Allahu Akbar”.

Baca juga: Daftar 35 Danjen Kopassus sejak 1952 hingga Sekarang, dari Bule Belanda hingga Prabowo Subianto

Kelima anggota Kopassandha yang selamat melihat langsung detik-detik terakhir perlawanan Pratu Suparlan. Mereka kemudian meminta bantuan dari tim lain dan menyerbu musuh.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com