Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasdem Bisa Gandeng 3 Partai Ini untuk Usung Anies, tapi Diprediksi Bakal Rumit

Kompas.com - 30/05/2022, 17:41 WIB
Ardito Ramadhan,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno menilai, Partai Nasdem bisa berkoalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bila ingin mengusung calon presiden sendiri, dalam hal ini Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Namun, Adi memprediksi pembentukan koalisi tersebut bakal menghadapi kerumitan akibat dinamika hubungan antarpartai yang terjadi selama ini serta setiap partai punya jagonya masing-masing.

"Kalau dilihat kemungkinan, sangat mungkin tiga partai ini bisa dikonsolidasi oleh Nasdem, tapi saya melihat 3 partai ini memiliki kerumitan masing-masing," kata Adi saat dihubungi Kompas.com, Senin (30/5/2022).

Baca juga: Kode PKS untuk Muhaimin, Anies, AHY, hingga Sandiaga Uno

Adi menuturkan, Nasdem dan PKS boleh saja sudah memiliki kesamaan karena sama-sama suka dengan sosok Anies, tetapi PKB dan Demokrat belum tentu ingin mengusung Anies.

Seperti diketahui, PKB dan Demokrat sama-sama menjagokan ketua umum mereka, Muhaimin Iskandar, dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai calon presiden.

Menurut Adi, bisa saja Muhaimin dan AHY 'mengalah' untuk maju sebagai calon wakil presiden (cawapres), tetapi kedua partai diperkirakan bakal tetap ngotot untuk memperebutkan posisi cawapres.

Baca juga: Litbang Kompas: Interaksi Warganet terhadap Anies Teratas, tapi Sentimen Positif Prabowo Tertinggi

"Satu sisi Muhaimin enggak mungkin dong ngalah dari AHY karena PKB secara kepartaian merasa lebih besar dari Demokrat, sebagai politisi senior tentu Cak Imin merasa jauh lebih senior dan berpengalaman dari AHY," kata Adi.

"Tapi, Demokrat juga tidak mau tinggal kalah, sekalipun Demokrat perolehan suaranya kalah dari PKB, tapi kan elrktabilitas AHY di atas Muhaimin, itu saja sudah rumit untuk posisi cawapres," ujar dia.

Kerumitan itu, lanjut Adi, ditambah dengan hubungan antarpartai politik yang menurutnya tidak biasa-biasa saja.

Ia mencontohkan, PKS dan PKB kerap mengambil posisi yang berseberangan akibat perbedaan basis pendukung, sementara menurutnya ada sekat-sekat yang mewarnai hubungan antara Demokrat dan Nasdem.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Nasional
Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com