Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Taipur, Pasukan Khusus Kostrad yang Punya Keahlian Khas Gunakan Sumpit Dayak

Kompas.com - 30/05/2022, 08:04 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kompi Pengintai Tempur (Taipur) merupakan salah satu pasukan elite atau khusus yang dimiliki Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad).

Pembentukan Taipur diprakarsai Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu ketika menjabat Panglima Kostrad pada 2001.

Semula bernama Pleton Intai Keamanan (Tintaikam) Brigade, kemudian berubah menjadi Peleton Intai Tempur (Tontaipur) pada 2005 dan selanjutnya ditingkatkan menjadi Kompi Taipur.

Tak banyak yang tahu bahwa pasukan ini memiliki berbagai keahlian khusus sabotase, intelijen dan operasi tempur dengan misi operasi khusus.

Dengan keahlian khusus ini, tak heran jika personel yang masuk jebolan pertama pada masa awal pembentukannya langsung diterjunkan ke medan operasi, yakni operasi di Aceh pada 2001.

Taipur juga terlibat dalam misi pembebasan Kapal MV Sinar Kudus di Somalia pada 2011.

Senyap menembus jantung musuh

Dikutip dari laman resmi Kostrad, kostrad.mil.id, prajurit Taipur memiliki keahlian khas yakni melakukan infiltrasi ke jantung musuh secara senyap untuk melakukan sabotase. Prioritas yang diberikan adalah tugas-tugas infiltrasi di gunung, dan kota.

Ciri khas lain prajurit Taipur adalah memiliki senjata berupa senapan serbu, pistol, sangkur, hingga sniper.

Bekerja secara senyap namun efektif, ciri itu lah yang membuat Taipur kurang familiar di telinga masyarakat. Namun, di bakik kesenyapan itu, personel Taipur mempunyai keahlian khusus bertempur di darat, laut dan udara.

Baca juga: Unggahan Viral Warga Depok Dengar Dentuman Berulang Kali, Ternyata Suara Meriam Amunisi Hampa Milik Kostrad

Pelatihan yang diberikan kepada prajurit Taipur tergolong berat dan berjenjang.  Prajurit ditempa selama tujuh bulan pelatihan di Cilodong hingga puncaknya dilatih oleh pasukan Cakra di Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat.

Para prajurit dibekali latihan tempur di alam terbuka, teknik tempur di bawah air, hingga pertempuran jarak dekat atau perkotaan.

Karena itu, prajurit yang tergabung dalam Kompi Taipur menguasai teknik intelijen tempur dan mampu menembus pertahanan musuh secara senyap dan efektif.

Kuasai sumpit Dayak

Prajurit Taipur memiliki keahlian khusus lain, yakni penggunaan senjata tradisional masyarakat Dayak, Kalimantan berupa sumpit dengan jarum mematikan yang racunnya didapat dari getah pepohonan khusus maupun dari bisa ular.

Teknik ini masih masuk dalam kurikulum pelatihan Taipur hingga kini. Kegunaan sumpit sangat menunjang dalam operasi senyap jarak dekat.

Jarum yang dikeluarkan dari sumpit bisa menembus sasaran dalam jarak 20-50 meter. Meski jarang digunakan, rupanya teknik sumpit tetap dijadikan senjata khusus untuk Kompi Taipur.

Panjang sumpit Kompi Taipur bisa mencapai 1,9-2,1 meter dan memiliki tiga bagian utama. Antara lain sumpit yang berbentuk pipa, anak sumpit dan mata tombak di ujung depan.

Baca juga: Brigjen Bobby Rinal Resmi Jabat Panglima Divisi Infanteri 1 Kostrad

Sedangkan panjang jarum mencapai 15 sentimeter atau setelapak tangan orang dewasa.

Pasukan Taipur yang memiliki seragam serba hitam turut dibekali teknik menjinakan bahan peledak, dan memiliki unit K-9 (anjing pelacak).

Latihan adalah kesejahteraan bagi prajurit Taipur, tugas adalah kehormatan bagi prajurit Taipur, begitu pedoman yang dipegang oleh prajurit intelijen tempur Kostrad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Nasional
Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Nasional
Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Nasional
Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Nasional
Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Nasional
Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Nasional
Selain 2 Oknum Lion Air,  Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Selain 2 Oknum Lion Air, Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Nasional
Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Nasional
Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com