Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Murid Buya Syafii: Resah Akan Konflik Muhammadiyah dan NU Kala Gus Dur Didesak Mundur

Kompas.com - 28/05/2022, 12:07 WIB
Tatang Guritno,
Bagus Santosa

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif sempat resah akan konflik Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) ketika muncul desakan politik untuk melengserkan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dari kursi Presiden.

Hal itu diampaikan penulis sekaligus murid Buya Syafii di fakultas sejarah Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Zen Rachmat Sugito atau Zen RS.

“Waktu itu Buya adalah Ketum Muhammadiyah dan dia meresahkan potensi konflik NU dengan Muhammadiyah,” cerita Zen pada Kompas.com, Jumat (27/5/2022).

Baca juga: Buya Syafii: Saya Tak Menyesal Jadi Orang Indonesia, tapi untuk Siapa Kemerdekaan Ini?

Zen mengaku cukup dekat dengan Buya Syafii ketika menjadi mahasiswa periode 2001-2022.

Buya Syafii pun menawarkan diri untuk menjadi dosen pembimbing skripsinya kala itu.

Keresahan Buya Syafii tertangkap jelas oleh Zen dalam tiap ceritanya di kelas.

Zen menceritakan, ketegangan Buya Syafii muncul karena upaya melengserkan Gus Dur diinisiasi oleh Amien Rais yang merupakan orang Muhammadiyah.

Dalam proses dialognya dengan Buya Syafii, Zen menyatakan, dosennya itu sebenarnya tak terlalu setuju dengan sikap politik Amien.

Baca juga: Selamat Jalan, Buya Syafii Maarif

Maka, langkah politik yang dipilihnya adalah fokus meredam konflik struktur paling bawah dua organisasi massa Islam terbesar di Indonesia itu.

“Dia berusaha mengupayakan jalan rekonsiliasi, konsen dia di politik akar rumput Muhammadiyah dan NU ya,” katanya.

Atas dasar itulah Buya Syafii, kerap mengajarkan pada muridnya bahwa sikap politik seseorang tak boleh merusak hubungan personalnya dengan pihak lain.

“Di situlah dia selalu menceritakan bagaimana hubungan tokoh-tokoh politik di masa demokrasi terpimpin dan orde lama bagaimana mereka sangat praktis, dalam hubungan interpersonal hangat, saling menyapa dan baik-baik saja,” pungkas Zen.

Diketahui Buya Syafii menjabat sebagai Ketum PP Muhammadiyah sejak tahun 1998 hingga 2005.

Baca juga: Menag Kenang Buya Syafii Maarif Puji Kongres GP Ansor ke 15 di Yogyakarta

Ia pun berstatus sebagai profesor sejarah dan kerap menyuarakan toleransi antar umat beragama.

Kemarin, Jumat, 28 Mei sekitar pukul 10.15 WIB, Buya Syafii menghembuskan nafas terakhirnya di usia 86 tahun di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah, Gamping, Sleman, Yogyakarta.

Ucapan bela sungkawa disampaikan berbagai pihak, semua berduka kehilangan Sang Guru Bangsa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Nasional
Mardiono Sebut Ada Ajakan Informal dari PAN dan Golkar Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Mardiono Sebut Ada Ajakan Informal dari PAN dan Golkar Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Jokowi Bertemu Bos Apple di Istana Besok Pagi, Akan Bahas Investasi

Jokowi Bertemu Bos Apple di Istana Besok Pagi, Akan Bahas Investasi

Nasional
Otto Hasibuan Sebut Kubu Anies dan Ganjar Tak Mau Tahu dengan Hukum Acara MK

Otto Hasibuan Sebut Kubu Anies dan Ganjar Tak Mau Tahu dengan Hukum Acara MK

Nasional
Sekjen PDI-P Ungkap Bupati Banyuwangi Diintimidasi, Diperiksa Polisi 6 Jam

Sekjen PDI-P Ungkap Bupati Banyuwangi Diintimidasi, Diperiksa Polisi 6 Jam

Nasional
Menteri ESDM Jelaskan Dampak Konflik Iran-Israel ke Harga BBM, Bisa Naik Luar Biasa

Menteri ESDM Jelaskan Dampak Konflik Iran-Israel ke Harga BBM, Bisa Naik Luar Biasa

Nasional
Jawab PAN, Mardiono Bilang PPP Sudah Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Jawab PAN, Mardiono Bilang PPP Sudah Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Nasional
Kubu Anies-Muhaimin: Ada Fakta Tak Terbantahkan Terjadi Nepotisme Gunakan Lembaga Kepresidenan

Kubu Anies-Muhaimin: Ada Fakta Tak Terbantahkan Terjadi Nepotisme Gunakan Lembaga Kepresidenan

Nasional
Tim Hukum Anies-Muhaimin Sampaikan 7 Fakta Kecurangan Pilpres di Dalam Dokumen Kesimpulan

Tim Hukum Anies-Muhaimin Sampaikan 7 Fakta Kecurangan Pilpres di Dalam Dokumen Kesimpulan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com