Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompasianer Yon Bayu

Blogger Kompasiana bernama Yon Bayu adalah seorang yang berprofesi sebagai Penulis. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Menanti Tuah Luhut, "Menteri Segala Urusan" Menjinakkan Minyak Goreng

Kompas.com - 28/05/2022, 07:10 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Lebih miris lagi, jutaan hektar perkebunan sawit milik konglomerat merupakan tanah negara yang dikuasai melalui konsesi Hak Guna Usaha (HGU) di masa lalu.

Baca juga: Apa yang Dicari, Jenderal Andika?

Ketersediaan minyak goreng kemasan reda setelah pemerintah mengibarkan bendera putih dengan mencabut HET sehingga harga di pasaran melonjak tajam menjadi rerata Rp 25.000 per liter.

Beda sekitar Rp 10.000 per liter dari HET sebelumnya. Kita pun geleng-geleng kepala melihat fenomena ajaib ini.

Pemerintah sebagai pemilik tanah dan otoritas perdagangan, kalah oleh manuver konglomerat minyak goreng yang jumlahnya tidak sampai 10 orang!

Keanehan belum berhenti. Pascamelepas HET minyak goreng kemasan, pemerintah mematok HET minyak goreng curah Rp 14.000.

Kebijakan ini juga dibarengi kucuran subsidi Rp 7, 28 triliun. Alhasil, uang tercurah, minyak goreng langka. Jika pun ada, harganya jauh di atas HET.

Presiden Jokowi akhirnya membuat kebijakan radikal dengan melarang total ekspor CPO dan produk turunannya. Kebijakan ini hanya berumur kurang dari sebulan.

Dengan alasan ketersediaan pasokan di pasar sudah melimpah, harganya juga sudah mulai turun, dan memikirkan 7 juta tenaga kerja yang berada di lingkaran industri minyak goreng, termasuk petani sawit, larangan ekspor CPO dan minyak goreng dicabut.

Sayangnya, harga minyak goreng curah di pasaran hari ini masih jauh di atas HET Rp 14.000 per liter. Benar sudah ada penurunan, namun harganya masih di kisaran Rp 17.000 per liter.

Dari sinilah Presiden Jokowi kemudian memerintahkan Luhut Pandjaitan turun gunung.

Gebrakan pertama yang dilakukan Luhut sungguh mencengangkan ketika menyebut ada konglomerat yang menguasai ratusan ribu hektar tanah negara untuk kebun kelapa sawit, berkantor di luar negeri.

Baca juga: Deja Vu Dwifungsi ABRI dan Droping Pejabat dari Jakarta

Meski masyarakat sudah lama mengetahui namun tidak memiliki cukup keberanian untuk bersuara karena takut mendapat label rasis, pernyataan Luhut tetap memberikan angin segar di tengah bisik-bisik oposisi dan mahasiswa tentang ketidakberdayaan tim ekonomi Jokowi mengatasi persoalan minyak goreng.

Bahkan dalam setiap demo mahasiswa, kalimat “mengatasi harga minyak goreng saja tidak mampu kok minta 3 periode” seolah menjadi “makian” wajib yag diseru dari atas mobil komando.

Jika Luhut berhasil memaksa para konglomerat minyak goreng memindahkan headquarters-nya ke Indonesia, ini tentu prestasi besar. Bukan hanya soal pajak dan tenaga kerja, namun juga marwah pemerintah.

Dengan berkantor utama di Indonesia, maka akan lebih mudah untuk mengendalikan karena mereka harus mengikuti regulasi di dalam negeri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Beragam Respons Kubu Prabowo-Gibran soal 'Amicus Curiae' Megawati dan Sejumlah Tokoh Lain

Beragam Respons Kubu Prabowo-Gibran soal "Amicus Curiae" Megawati dan Sejumlah Tokoh Lain

Nasional
Yusril Harap Formasi Kabinet Prabowo-Gibran Tak Hanya Pertimbangkan Kekuatan di DPR

Yusril Harap Formasi Kabinet Prabowo-Gibran Tak Hanya Pertimbangkan Kekuatan di DPR

Nasional
Eks Ajudan Ungkap Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL

Eks Ajudan Ungkap Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL

Nasional
Yusril Bilang KIM Belum Pernah Gelar Pertemuan Formal Bahas Kabinet Prabowo

Yusril Bilang KIM Belum Pernah Gelar Pertemuan Formal Bahas Kabinet Prabowo

Nasional
Yusril Nilai Tak Semua Partai Harus Ditarik ke Kabinet Prabowo Kelak

Yusril Nilai Tak Semua Partai Harus Ditarik ke Kabinet Prabowo Kelak

Nasional
Cara Urus Surat Pindah Domisili

Cara Urus Surat Pindah Domisili

Nasional
Tanggal 20 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 20 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TKN Klaim 10.000 Pendukung Prabowo-Gibran Akan Ajukan Diri Jadi 'Amicus Curiae' di MK

TKN Klaim 10.000 Pendukung Prabowo-Gibran Akan Ajukan Diri Jadi "Amicus Curiae" di MK

Nasional
Tepis Tudingan Terima Bansos, 100.000 Pendukung Prabowo-Gibran Gelar Aksi di Depan MK Jumat

Tepis Tudingan Terima Bansos, 100.000 Pendukung Prabowo-Gibran Gelar Aksi di Depan MK Jumat

Nasional
Jaksa KPK Sentil Stafsus SYL Karena Ikut Urusi Ultah Nasdem

Jaksa KPK Sentil Stafsus SYL Karena Ikut Urusi Ultah Nasdem

Nasional
PAN Minta 'Amicus Curiae' Megawati Dihormati: Semua Paslon Ingin Putusan yang Adil

PAN Minta "Amicus Curiae" Megawati Dihormati: Semua Paslon Ingin Putusan yang Adil

Nasional
KPK Ultimatum.Pengusaha Sirajudin Machmud Hadiri Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

KPK Ultimatum.Pengusaha Sirajudin Machmud Hadiri Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

Nasional
KSAU Pimpin Sertijab 8 Pejabat Utama TNI AU, Kolonel Ardi Syahri Jadi Kadispenau

KSAU Pimpin Sertijab 8 Pejabat Utama TNI AU, Kolonel Ardi Syahri Jadi Kadispenau

Nasional
Pendukung Prabowo-Gibran Akan Gelar Aksi di MK Kamis dan Jumat Besok

Pendukung Prabowo-Gibran Akan Gelar Aksi di MK Kamis dan Jumat Besok

Nasional
Menteri PAN-RB Enggan Komentari Istrinya yang Diduga Diintimidasi Polisi

Menteri PAN-RB Enggan Komentari Istrinya yang Diduga Diintimidasi Polisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com