Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kilas Balik Maarif Institute, Buya Sempat Menolak dan Merasa Namanya Tak Pantas Diabadikan

Kompas.com - 27/05/2022, 15:47 WIB
Ardito Ramadhan,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Direktur Eksekutif Maarif Institute Raja Juli Antoni mengenang mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif sebagai seorang teladan yang sempurna.

Menurut Antoni, Buya Syafii juga merupakan sosok yang langka di Indonesia karena ia sangat sederhana, jauh dari gila harta dan tahta.

"Buya bagi saya adalah seorang uswah hasanah, teladan yang paripurna. Kehidupan personalnya sederhana dan mempesona, jauh dari gila harta dan tahta," kata Antoni, Jumat (27/5/2022).

Antoni mengatakan, kepergian Buya Syafii membuat Indonesia kehilangan seorang guru bangsa.

Baca juga: Mengenang Kedekatan Buya Syafii dan Jokowi, Sang Guru Bangsa yang Didengar Presiden

Sebab, menurut Antoni, Buya Syafii dapat menjadi oase di tengah karut marut politik yang kadang-kadang menjengkelkan dan menjemukan.

"Interaksi, pemikiran dan juga pergaulannya luas melewati tapal batas agama dan organisasi yang dia berada di dalamnya," kata Antoni dalam wawancara dengan Kompas TV.

Antoni pun mengenang masa-masa ketika ia dipercaya oleh Buya Syafii untuk memimpin Maarif Institute apda 2005-2009 silam.

Baca juga: Mahfud MD: Buya Syafii Ubah Pandangan Saya Tentang Ideologi dan Beragama

Ia bercerita, awalnya Buya Syafii kritis menolak pendirian lembaga tersebut karena merasa tidak layak namanya dijadikan sebuah yayasan.

Namun, Buya Syafii akhirnya bersedia setelah diyakinkan bahwa pendirian Maarif Institute bukan untuk mengglorifikasinya, tapi untuk menyebarkan ide-ide briliannya.

Antoni yang kini menjabat sebagai Sekretaris Dewan Pembina PSI mengatakan, Buya Syafii selalu menekankan bahwa seseorang dapat menjadi mulsim yang baik, warga negara Indonesia yang baik serta menjadi bagian dari kemanusiaan tanpa memandang latar belakang apapun.

Buya Syafii Maarif beserta istri saat berada di teras depan rumah usai dijenguk oleh Presiden Joko Widodo. Buya Syafii Maarif sudah diperbolehkan pulang setelah sempat dirawat di RS PKU Muhammadiyah Gamping.KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA Buya Syafii Maarif beserta istri saat berada di teras depan rumah usai dijenguk oleh Presiden Joko Widodo. Buya Syafii Maarif sudah diperbolehkan pulang setelah sempat dirawat di RS PKU Muhammadiyah Gamping.

"Kami, ya anak-anak Muhammadiyah, anak-anak NU, mesti menjadi keislaman, keindonesiaan, dan kemanusiaan, itu mesti di-blend menjadi satu," ujar Antoni.

"Tiga hal yang sepertinya terpisah tapi sebetulnya dengan refleksi yang dalam, dengan kerangka berpikir yang positif, itu sangat dimungkinkan di-construct," imbuh dia.

Nilai-nilai itulah, kata Antoni, yang kemudian dikampanyekan Maarif Institute dengan menerbitkan buku dan jurnal serta menyelenggarakan seminar dan pelatihan kepada anak-anak muda.

Baca juga: Meneladan Kesederhanaan Buya Syafii Maarif, Hobi Bersepeda dan Naik KRL

Diberitakan, Syafii wafat di RS PKU Muhammadiyah, Gamping, Sleman, Jumat pukul 10.15 WIB, setelah berjuang melawan serangan jantung.

Menurut rencana, jenazah Buya Syafii akan dimakamkan di akan dimakamkan di Pemakaman Khusnul Khotimah, Kulonprogo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ramai-ramai Ajukan Diri jadi Amicus Curiae Sengketa Pilpres ke MK, dari Megawati sampai Mahasiswa

Ramai-ramai Ajukan Diri jadi Amicus Curiae Sengketa Pilpres ke MK, dari Megawati sampai Mahasiswa

Nasional
Muhaimin Mengaku Belum Bertemu Dasco dan Prabowo Soal Posisi PKB ke Depan

Muhaimin Mengaku Belum Bertemu Dasco dan Prabowo Soal Posisi PKB ke Depan

Nasional
Kesimpulan yang Diserahkan Kubu Anies, Prabowo dan Ganjar dalam Sidang Sengketa Pilpres 2024 di MK

Kesimpulan yang Diserahkan Kubu Anies, Prabowo dan Ganjar dalam Sidang Sengketa Pilpres 2024 di MK

Nasional
'Amicus Curiae' Megawati

"Amicus Curiae" Megawati

Nasional
Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’  ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’ ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Nasional
Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Nasional
Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Nasional
Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Nasional
Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Nasional
AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

Nasional
MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

Nasional
Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Nasional
Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com