Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Jokowi antara King Maker, King Size, dan King Koil

Kompas.com - 27/05/2022, 05:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Tidak mungkin tidak harus menyediakan kendaraan dinas yang setaraf dengan menteri bagi posisi wakil menteri.

Penyediaan rumah dinas, penyediaan anggaran kementerian untuk kunjungan kerja dan dinas bagi wakil menteri adalah hal yang paling mudah ditilik dari pemborosan penyediaan jabatan wakil menteri.

Galib diketahui publik, kerap terjadi ketidakharmonisan relasi antara menteri dan wakilnya lebih dikarenakan perbedaan fasilitas dan perbedaan kewenangan yang dimilikinya.

Ke depan, di tengah fenomena efisiensi dan efektifitas kabinet di negara-negara modern, posisi wakil menteri sebaiknya dihapuskan saja. Bahkan yang jamak terjadi adalah penggabungan beberapa kementerian menjadi satu.

Jangan hanya gara-gara membalas budi politik dan khawatir terjadinya rongrongan politik di parlemen, semua partai - entah partai semenjana atau “parnoko”- harus dirangkul dalam koalisi gemuk bin bahenol.

Jokowi adalah “King Size”

Daya pikat politik Jokowi adalah keberhasilan kepemimpinan selama dua periode dan memiliki jejak pembangunan infrastruktur yang masif dan merata di seluruh persada nusantara.

Tidak ada yang membantah hal tersebut walau masih ada catatan minor di sana-sini.

Di saat negara-negara lain “galau” menghadapi serbuan wabah Corona, Jokowi dengan tegar memimpin negeri ini yang berpenduduk 278.752.361 (Worldmeter, Perserikatan Bangsa-Bangsa, 25 April 2022) dan menuntaskan hampir 93 persen vaksinasi tahap satu, 71 persen tahap dua serta 5,5 persen vaksinasi tahap tiga (Kemenkes.go.id).

Kini angka pandemi terus melandai dan bersiap memasuki era endemi.

Harus diakui, baik oleh Jokowi dan pendukung loyalnya, kebesaran Jokowi tidak terlepas dari insting politik dan polesan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

Sejak maju menjadi Walikota Solo, Gubernur DKI Jakarta hingga Presiden, Megawati dan PDI Perjuangan selalu “pasang badan” untuk Jokowi.

Dengan dukungan partai-partai besar selain PDI Perjuangan seperti Gerindra, Golkar, PKB, Nasdem, PPP, dan PAN misalnya, Jokowi memiliki “ukuran” politik yang besar dan dianggap masih memiliki peluang menang andai saja tidak ada pembatasan menjabat dua periode kepresidenan.

Belum lagi relawan yang tersebar dalam berbagai organisasi dan pendukung fanatik tanpa ikatan dan bersifat cair, Jokowi masih memiliki basis dukungan yang nyata.

Inilah yang saya sebut dengan Jokowi mempunyai “king size” yang cukup besar untuk magnitude politik.

Titah dan seruan Jokowi di Pilpres mendatang untuk mendukung calon presiden tertentu akan memiliki efek elektoral yang cukup.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada, KPU Siap Sempurnakan Sesuai Saran MK

Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada, KPU Siap Sempurnakan Sesuai Saran MK

Nasional
Bongkar Pemerasan SYL, Jaksa KPK Bakal Hadirkan Sespri Sekjen Kementan di Pengadilan

Bongkar Pemerasan SYL, Jaksa KPK Bakal Hadirkan Sespri Sekjen Kementan di Pengadilan

Nasional
MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

Nasional
Pelajaran Berharga Polemik Politisasi Bansos dari Sidang MK

Pelajaran Berharga Polemik Politisasi Bansos dari Sidang MK

Nasional
Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

Nasional
Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Nasional
Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | 'Dissenting Opinion' Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | "Dissenting Opinion" Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

Nasional
Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com