"Satu, crowdfunding. Mereka memanfaatkan media sosial untuk mencari sumbangan dari kelompoknya maupun orang umum, dengan mengatasnamakan sosial, agama dan pendidikan, dengan mudah mendapatkan dana yang tidak sedikit dan cepat," ucapnya.
Ramadhan menyebut para teroris kerap menerima sumbangan dari luar negeri. Pada 2016 lalu, kelompok teroris di Solo mendapatkan kiriman dana dari Bahrunnaim (teroris ISIS asal Solo) yang sedang berada di Suriah untuk melaksanakan bom bunuh diri di Polres Surakarta.
Bahkan, kata Ramadhan, teroris memanfaatkan pinjaman online (pinjol) demi mendapat dana.
"Tahun 2019 kelompok AD Jawa Barat melakukan berbagai pinjaman online melalui berbagai jasa pinjol untuk mengumpulkan dana. Mereka mampu mendapatkan belasan juta dari pinjol," jelas Ramadhan.
Ramadhan pun mengimbau masyarakat agar berhati-hati dalam beramal. Dia meminta masyarakat memahami bahwa ada penggalangan dana yang berkedok kemanusiaan yang juga merupakan afiliasi dari kelompok teroris.
"Penggalangan dana tersebut akan didukung untuk kegiatan yang mendukung kegiatan teroris seperti pemberangkatan para jihad ke medan pertempuran, pelatihan teroris, dan juga untuk mendukung penyembunyian para DPO, pembelian senjata, dan lain-lain," imbuhnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.