Pada zaman penjajahan Jepang, Adam menjadi tokoh muda yang aktif bergerilya dalam gerakan memperjuangkan kemerdekaan.
Jelang 17 Agustus 1945, dia bersama Sukarni, Chaerul Saleh, dan Wikana, pernah membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Kejadian ini dicatat dalam sejarah sebagai peristiwa Rengasdengklok.
Pasca-kemerdekaan, Adam terpilih sebagai Ketua III Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Selama 1945-1947, ia bertugas menyiapkan susunan pemerintahan.
Berbekal pengalaman organisasi, Adam mendirikan Partai Rakyat pada 1946. Kemudian, pada 1948-1956, dia menjadi anggota dan Dewan Pimpinan Partai Murba.
Tahun 1956, Adam berhasil duduk di kursi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dari hasil pemilihan umum (pemilu).
Dia mulai dikenal di kancah internasional ketika menjadi Duta Besar luar biasa dan berkuasa penuh RI untuk Uni Soviet dan Polandia.
Tahun 1962, Adam menjadi Ketua Delegasi RI untuk perundingan Indonesia dengan Belanda mengenai wilayah Irian Barat yang digelar di Washington DC, Amerika Serikat. Pertemuan tersebut menghasilkan Persetujuan Pendahuluan mengenai Irian Barat.
Baca juga: Sejarah Pemilu dan Pilpres 2009, dari Peserta hingga Hasil
Setahun setelah itu, Adam masuk ke kabinet. Ia ditunjuk sebagai Menteri Perdagangan di era Presiden Soekarno.
Jabatan Menteri Perdagangan hanya diemban Adam selama setahun. Dia lama menjadi Menteri Luar Negeri, terhitung sejak 1966 sampai 1978.
Di tahun 1971, Adam bahkan sempat memimpin Sidang Umum ke-26 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Tahun 1971-1972 dia menjadi Presiden Majelis Umum PBB.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.