Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Kedekatan Luhut dan Jokowi: Dipertemukan Bisnis, "Bersahabat" di Pemerintahan

Kompas.com - 25/05/2022, 15:56 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

Padahal, sebelum memutuskan mundur, Luhut menempati jabatan strategis di Golkar sebagai wakil ketua dewan pertimbangan partai.

"Ketika Golkar bergabung dengan Gerindra, saya sudah pamit secara baik-baik kepada Ketua Umum Golkar. Secara perorangan, dan didukung sejumlah purnawirawan, tokoh masyarakat, untuk tetap menjadi pendukung Jokowi," kata Luhut, 20 Mei 2014.

Hengkang dari Golkar, Luhut langsung masuk ke barisan tim pemenangan Jokowi-Jusuf Kalla di Pilpres 2014. Dia menjabat sebagai pengarah tim pemenangan.

Jerih payah Luhut terbayar tuntas. Jokowi-JK keluar sebagai pemenang Pilpres 2014 dengan perolehan 70.997.833 suara atau 53,15 persen.

Baca juga: Pemerintah Bakal Cabut Subsidi Minyak Goreng Curah 31 Mei 2022

Pada awal pemerintahan Jokowi-JK, Luhut langsung diberi mandat sebagai Kepala Staf Kepresidenan dan menjabat selama 31 Desember 2014 sampai 2 September 2015. Jabatan ini baru ada di era Jokowi.

Setelahnya, Luhut dipercaya menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam). Ia menjabat selama hampir satu tahun, yaitu 12 Agustus 2015 hingga 27 Juli 2016.

Lepas dari Menko Polhukam, Luhut ditunjuk menjadi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman. Jabatan itu diembannya sejak 27 Juli 2016 hingga akhir pemerintahan Jokowi-JK.

Luhut dipercaya mengemban jabatan yang sama pada pemerintahan Jokowi yang kedua. Bahkan, kewenangan kementerian yang ia pimpin diperluas menjadi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.

Sejak Kabinet Indonesia Maju dibentuk Jokowi-Ma'ruf Amin pada 23 Oktober 2019, Luhut menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves). Jabatan itu masih ia emban hingga kini.

Trust Jokowi

Peneliti Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro, menilai, banyaknya jabatan yang diamanatkan Jokowi ke Luhut tak lepas dari sejarah kedekatan keduanya.

Luhut dan Jokowi sudah menjalin kerja sama bisnis sejak belasan tahun silam. Oleh karenanya, tak heran jika presiden kini memberikan kepercayaan yang besar pada Luhut.

"Dari pengalaman kerja sama di bisnis tersebut sangat mungkin tertanam rasa trust satu sama lain," katanya kepada Kompas.com, Rabu (25/5/2022).

Bawono menilai, wajar jika saat ini Jokowi merasa bahwa sosok Luhut bisa diandalkan untuk mengatasi hambatan (debottlenecking) di birokrasi.

Baca juga: Diminta Jokowi Urusi Minyak Goreng, Luhut: Insya Allah Akan Beres

Dia mengatakan, penunjukan Luhut dalam berbagai posisi strategis, terutama untuk mengatasai bermacam hambatan birokrasi juga bisa dibaca sebagai bentuk sindiran presiden terhadap elite-elite partai di kabinet.

"Elite-elite partai di kabinet boleh jadi dinilai oleh presiden tidak memiliki kapasitas mumpuni dalam mengatasi hambatan-hambatan birokrasi dalam rangka mempercepat dari akselerasi berbagai program pembangunan," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Nasional
Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Nasional
Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasional
Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com