Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota DPR Minta Pemerintah Siapkan Antisipasi Penyakit Cacar Monyet

Kompas.com - 24/05/2022, 10:14 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi PKS Netty Prasetiyani meminta pemerintah menyiapkan langkah-langkah antisipasi penyakit cacar monyet yang telah menjangkiti sejumlah negara di dunia.

Menurut Netty, antisipasi diperlukan meski penyakit tersebut belum ditemukan di Indonesia.

"Pemerintah harus segera menyiapkan langkah pencegahan dan penanggulangan penyakit dengan gejala demam, ruam kulit melepuh menjadi lenting dan pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak," kata Netty dalam keterangannya, Selasa (24/5/2022).

Baca juga: WHO: Cacar Monyet Termasuk Tantangan Berat Dunia, Seberapa Bahayanya?

Salah satu yang harus segera dilakukan pemerintah, ujar Netty, adalah edukasi tentang penyakit cacar monyet kepada masyarakat.

Pemerintah diminta menjelaskan gejala, penyebab hingga cara mencegah maupun mengobati cacar monyet.

"Masyarakat harus mendapatkan informasi akurat terkait munculnya cacar monyet. Jangan sampai penyakitnya sudah di depan mata, sementara masyarakat mendengar namanya saja belum pernah," tambah Netty.

Ketua DPP PKS Bidang Sosial ini berharap, pemerintah memantau dan melakukan kontak dengan negara-negara yang sudah terjangkit cacar monyet seperti Inggris, Belgia, AS, Australia dan Spanyol.

Baca juga: Fakta tentang Cacar Monyet: Cara Penularan, Masa Inkubasi, dan Gejala

Menurutnya, Indonesia perlu mengetahui hal apa saja yang sudah dilakukan negara-negara tersebut dalam menghadapi kasus cacar monyet.

"Misalnya Amerika Serikat yang mengidentifikasi penyakit cacar monyet dengan sistem berjenjang atau Belgia yang menerapkan sistem karantina bagi penduduk yang terkena, atau seperti Spanyol yang  menutup tempat yang diduga jadi sumber penyebaran cacar monyet," jelas dia.

Hal-hal seperti itu, kata Netty, perlu dipelajari guna meningkatkan kewaspadaan.

Kendati demikian, Netty juga meminta pemerintah agar melakukan jemput informasi ke lapangan dengan menurunkan petugas kesehatan.

"Sebaiknya jangan menunggu ada pasien dengan cacar monyet yang berobat ke faskes (fasilitas kesehatan). Turunkan petugas langsung ke wilayah yang diduga dapat menjadi sumber penyebaran. Kerja sama dengan struktur RT RW, PKK atau PLKB untuk mendeteksi warga di wilayahnya masing-masing," saran Netty.

Baca juga: Update Kasus Konfirmasi Cacar Monyet, Tersebar di 14 Negara, Mana Saja?

Dikutip dari laman Badan Kesehatan Dunia (WHO), cacar monyet atau monkeypox adalah penyakit langka yang disebabkan virus monkeypox, bagian dari genus Orthopoxvirus.

Cacar monyet merupakan zoonosis, yakni penyakit yang menular dari hewan ke manusia.

Meski disebut cacar monyet, virus ini tidak benar-benar berasal dari monyet maupun primata lain.

Penyematan kata "monyet", lantaran virus ini pertama kali ditemukan pada monyet yang dipelihara untuk kepentingan penelitian pada 1958.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com