Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Presidensi G20 Kami Manfaatkan untuk Perjuangkan Kepentingan Negara Berkembang

Kompas.com - 23/05/2022, 15:55 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, Presidensi G20 yang saat ini dipegang Indonesia akan dimanfaatkan untuk memperjuangkan kepentingan negara berkembang.

Ada tiga hal yang menjadi fokus Indonesia, yakni kesehatan, transformasi digital dan transisi energi.

"Presidensi G20 Indonesia kami manfaatkan untuk memperjuangkan kepentingan negara berkembang. Terutama bidang kesehatan, transformasi digital dan transisi energi," ujar Jokowi saat memberi sambutan pada sidang Komisi ke-78 UNESCAP yang disampaikannya dari Istana Merdeka, Jakarta, Senin (23/5/2022).

Baca juga: Kemenlu Jelaskan soal Kepastian Kehadiran Putin di KTT G20

"Kami berterima kasih atas dukungan dan kontribusi UNESCAP dalm upaya ini. Dengan bekerja bersama, kita dap mempercepat pemulihan kawasan dan dunia menuju masa depan berkelanjutan," lanjutnya.

Presiden mengatakan, saat ini ekonomi sejumlah negara Asia Pasifik belum pulih. Kondisi ekonomi masih di bawah tingkat pra pandemi.

Kemudian, sebanyak 70 persen dari total pengangguran baru terjadi di kawasan Asia Pasifik.

Selain itu, 85 juta penduduk di Asia Pasifik kembali masuk ke jurang kemiskinan ekstrem.

"Pertumbuhan ekonomi kawasan tahun ini, sebagaimana prediksi IMF, turun 0,5 persen menjadi 4,9 persen. Inflasi juga diperkirakan mencapai 8,7 persen, naik 2,8 persen dari perkiraan semula," ungkap Jokowi.

"Pencapaian SDGs semakin tertunda, kawasan kita diperkirakan baru dapat mencapai SDGs paling cepat pada tahun 2065," tuturnya.

Di sisi lain, menurut global climate rise index, sebanyak enam dari 10 negara paling terdampak perubahan iklim dalam jangka panjang ada di Asia Pasifik.

Oleh karenanya, Jokowi menyatakan dukungan atas upaya percepatan pembangunan yang berkelanjutan.

Dalam menghadapi kondisi saat ini, Jokowi menyatakan sejumlah pandangannya.

"Pertama, penanganna pandemi harus dilanjutkan dan kesenjangan vaksinasi di kawasan harus ditutup. Kawasan ini memiliki negara dengan pencapaian vaksinasi tertinggi dan juga terendah di dunia," jelas Jokowi.

Dia menuturkan, keberhasilan vaksinasi menentukan reaktivasi nasional dan konektivitas dengan perekonomian dunia.

Sehingga menurutnya UNESCAP dapat mendukung terbentuknya jaringan fasilitas produksi dan distribusi vaksin regional untuk mengatasi tantangan logistik dan mempersingkat rantai pasok.

Baca juga: Indonesia Dorong Pengelolaan Data Lintas Negara di G20, tapi Belum Punya Regulasi Perlindungan Data Pribadi

"Yang kedua, pendanaan untuk akselerasi SDG's harus diperkuat. Asia Development Bank memperkirakan kebutuhan 1,5 triliun Dolar AS tiap tahunnya untuk memastikan SDGs tercapai di Asia Pasifik pada 2030," jelas Jokowi.

"Sementara ketersediaan pendanaan global hanya 1,4 triliun Dolar AS. Kesenjangan besar ini harus ditutup, investasi sektor swasta harus didorong," lanjutnya.

Yang ketiga, Jokowi berpandangan pertumbuhan baru harus diperkuat.

Secara rinci Jokowi menjelaskan, digitalisasi, pemberdayaan UMKM dan pertumbuhan hijau adalah masa depan dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kubu Ganjar-Mahfud Tolak Gugatan ke MK Disebut Salah Alamat oleh KPU

Kubu Ganjar-Mahfud Tolak Gugatan ke MK Disebut Salah Alamat oleh KPU

Nasional
Jokowi Gelar Buka Puasa di Istana, 2 Menteri PDI-P Tak Tampak

Jokowi Gelar Buka Puasa di Istana, 2 Menteri PDI-P Tak Tampak

Nasional
Polisi Tangkap 5 Tersangka Pengoplos BBM Pertalite Jadi Pertamax

Polisi Tangkap 5 Tersangka Pengoplos BBM Pertalite Jadi Pertamax

Nasional
Jokowi Buka Puasa Bersama Para Menteri, Duduk Semeja dengan Prabowo-Airlangga

Jokowi Buka Puasa Bersama Para Menteri, Duduk Semeja dengan Prabowo-Airlangga

Nasional
Skandal Pungli di Rutan, Dewas KPK Minta Seleksi Pegawai Diperketat

Skandal Pungli di Rutan, Dewas KPK Minta Seleksi Pegawai Diperketat

Nasional
Saat Karutan KPK Tutup Mata soal Pungli Berujung Sanksi Etik Berat...

Saat Karutan KPK Tutup Mata soal Pungli Berujung Sanksi Etik Berat...

Nasional
Kubu Ganjar Dalilkan Suaranya Nol, Tim Prabowo: Tak Ada Buktinya

Kubu Ganjar Dalilkan Suaranya Nol, Tim Prabowo: Tak Ada Buktinya

Nasional
Di Sidang MK, Tim Hukum Prabowo-Gibran Bantah Menang karena Intervensi Jokowi

Di Sidang MK, Tim Hukum Prabowo-Gibran Bantah Menang karena Intervensi Jokowi

Nasional
Soal Bakal Oposisi atau Tidak, PDI-P: Sudah 'Clear', Diserahkan pada Ketua Umum

Soal Bakal Oposisi atau Tidak, PDI-P: Sudah "Clear", Diserahkan pada Ketua Umum

Nasional
Jokowi Targetkan Negosiasi Kepemilikan Saham PT Freeport Selesai Juni 2024

Jokowi Targetkan Negosiasi Kepemilikan Saham PT Freeport Selesai Juni 2024

Nasional
Indonesia Kirim Bantuan untuk Palestina Lewat Udara, TNI Bakal 'Drop' di Yordania

Indonesia Kirim Bantuan untuk Palestina Lewat Udara, TNI Bakal "Drop" di Yordania

Nasional
RI Segera Kuasai 61 Persen Saham Freeport, Jokowi: 80 Persen Pendapatan Akan Masuk ke Negara

RI Segera Kuasai 61 Persen Saham Freeport, Jokowi: 80 Persen Pendapatan Akan Masuk ke Negara

Nasional
Penyidikan Selesai, Nilai Gratifikasi dan TPPU Hakim Agung Gazalba Saleh Capai Rp 9 M

Penyidikan Selesai, Nilai Gratifikasi dan TPPU Hakim Agung Gazalba Saleh Capai Rp 9 M

Nasional
Kenaikan Pemudik Diprediksi Capai 56 Persen Tahun Ini, Jokowi Imbau Masyarakat Mudik Lebih Awal

Kenaikan Pemudik Diprediksi Capai 56 Persen Tahun Ini, Jokowi Imbau Masyarakat Mudik Lebih Awal

Nasional
Jokowi: Mudik Tahun ini Kenaikannya 56 Persen, Total Pemudik 190 Juta

Jokowi: Mudik Tahun ini Kenaikannya 56 Persen, Total Pemudik 190 Juta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com