JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, Presidensi G20 yang saat ini dipegang Indonesia akan dimanfaatkan untuk memperjuangkan kepentingan negara berkembang.
Ada tiga hal yang menjadi fokus Indonesia, yakni kesehatan, transformasi digital dan transisi energi.
"Presidensi G20 Indonesia kami manfaatkan untuk memperjuangkan kepentingan negara berkembang. Terutama bidang kesehatan, transformasi digital dan transisi energi," ujar Jokowi saat memberi sambutan pada sidang Komisi ke-78 UNESCAP yang disampaikannya dari Istana Merdeka, Jakarta, Senin (23/5/2022).
Baca juga: Kemenlu Jelaskan soal Kepastian Kehadiran Putin di KTT G20
"Kami berterima kasih atas dukungan dan kontribusi UNESCAP dalm upaya ini. Dengan bekerja bersama, kita dap mempercepat pemulihan kawasan dan dunia menuju masa depan berkelanjutan," lanjutnya.
Presiden mengatakan, saat ini ekonomi sejumlah negara Asia Pasifik belum pulih. Kondisi ekonomi masih di bawah tingkat pra pandemi.
Kemudian, sebanyak 70 persen dari total pengangguran baru terjadi di kawasan Asia Pasifik.
Selain itu, 85 juta penduduk di Asia Pasifik kembali masuk ke jurang kemiskinan ekstrem.
"Pertumbuhan ekonomi kawasan tahun ini, sebagaimana prediksi IMF, turun 0,5 persen menjadi 4,9 persen. Inflasi juga diperkirakan mencapai 8,7 persen, naik 2,8 persen dari perkiraan semula," ungkap Jokowi.
"Pencapaian SDGs semakin tertunda, kawasan kita diperkirakan baru dapat mencapai SDGs paling cepat pada tahun 2065," tuturnya.
Di sisi lain, menurut global climate rise index, sebanyak enam dari 10 negara paling terdampak perubahan iklim dalam jangka panjang ada di Asia Pasifik.
Oleh karenanya, Jokowi menyatakan dukungan atas upaya percepatan pembangunan yang berkelanjutan.
Dalam menghadapi kondisi saat ini, Jokowi menyatakan sejumlah pandangannya.
"Pertama, penanganna pandemi harus dilanjutkan dan kesenjangan vaksinasi di kawasan harus ditutup. Kawasan ini memiliki negara dengan pencapaian vaksinasi tertinggi dan juga terendah di dunia," jelas Jokowi.
Dia menuturkan, keberhasilan vaksinasi menentukan reaktivasi nasional dan konektivitas dengan perekonomian dunia.
Sehingga menurutnya UNESCAP dapat mendukung terbentuknya jaringan fasilitas produksi dan distribusi vaksin regional untuk mengatasi tantangan logistik dan mempersingkat rantai pasok.
"Yang kedua, pendanaan untuk akselerasi SDG's harus diperkuat. Asia Development Bank memperkirakan kebutuhan 1,5 triliun Dolar AS tiap tahunnya untuk memastikan SDGs tercapai di Asia Pasifik pada 2030," jelas Jokowi.
"Sementara ketersediaan pendanaan global hanya 1,4 triliun Dolar AS. Kesenjangan besar ini harus ditutup, investasi sektor swasta harus didorong," lanjutnya.
Yang ketiga, Jokowi berpandangan pertumbuhan baru harus diperkuat.
Secara rinci Jokowi menjelaskan, digitalisasi, pemberdayaan UMKM dan pertumbuhan hijau adalah masa depan dunia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.