Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menerka Jalan Ganjar Pranowo Menyongsong Pilpres 2024

Kompas.com - 23/05/2022, 06:09 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Meski kerap dibantah secara langsung maupun tidak, nuansa persaingan politik internal di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) antara Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Puan Maharani terasa kentara.

Aroma persaingan antara Ganjar dan Puan semakin terasa menyongsong pelaksanaan pemilihan umum dan pemilihan presiden-wakil presiden 2024 mendatang.

Menurut hasil survei Indo Riset, sosok Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menjadi bakal kandidat paling populer. Namun, ternyata Ganjar dinilai lebih disukai oleh responden.

"Popularitas Prabowo Subianto mencapai 97,4 persen dan kesukaan mencapai 80,8 persen. Popularitas Ganjar Pranowo 70,3 persen dan kesukaan mencapai 90,7 persen," ujar Direktur Indo Riset Roki Arbi dalam jumpa pers virtual, Kamis (19/5/2022) lalu.

Baca juga: Survei Indo Riset: Prabowo Paling Populer, tapi Ganjar Lebih Disukai Rakyat

Survei ini dilakukan pada 11-17 April 2022. Mayoritas responden bekerja sebagai petani. Dalam survei Indo Riset ini, jumlah sampel survei mencapai 1.100 sampel.

Dalam proses kendali mutu, data yang valid untuk dianalisis sebesar 1.096. Margin of error survei ini sebesar kurang lebih 2,96 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Wawancara dilakukan dengan tatap muka menggunakan kuesioner terstruktur.

Terkait survei mengenai popularitas dan kesukaan terhadap tokoh, Indo Riset melontarkan pertanyaan kepada responden berupa: 'Apakah bapak/ibu pernah mendengar (melihat/mengetahui) nama-nama tokoh di bawah ini? Dan bila mendengar, apakah bapak/ibu suka dengan tokoh tersebut?'.

Ada empat tokoh yang memiliki tingkat popularitas di atas 70 persen. Mereka adalah Menhan Prabowo Subianto, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Menparekraf Sandiaga Uno, dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.

Meski yang paling populer adalah Prabowo, namun yang paling disukai adalah Ganjar dengan 90,7 persen, Sandiaga Uno dengan 84,7 persen, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan 83,2 persen, dan Anies dengan 81,2 persen.

Baca juga: Survei: Prabowo, Anies, Ganjar Bersaing Ketat, Pilpres 2024 Diprediksi Dua Putaran

Di sisi lain, Puan juga beberapa kali melontarkan sindiran. Meski tidak secara terbuka menyebut nama, sejumlah kalangan menduga sindiran itu ditujukan kepada Ganjar.

Pada 26 April 2022 lalu, Puan mengungkit soal sosok seorang tokoh yang gemar tampil di media sosial tetapi dituduh tidak bisa bekerja.

“Terkadang-kadang itu kita suka yoweslah (yasudahlah) dia saja asal ganteng, dia saja yang dipilih asal bukan perempuan, dia saja walau tidak bisa apa-apa yang penting kalau di sosmed dan tv nyenengin. Tetapi tidak bisa kerja dan nyenengin rakyat. Mau enggak kayak itu,” kata Puan di depan ribuan kader PDI-P Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah

Bahkan Puan meminta kepada para kader PDI-P supaya memilih calon pemimpin yang mau berjuang.

Ketua DPR RI Dr.(H.C) Puan Maharani.DOK. Humas DPR RI Ketua DPR RI Dr.(H.C) Puan Maharani.

“Jangan kita asal pilih karena cuma kelihatan di panggung media, tv, dan medsos. Pilih orang pernah memperjuangkan kita dan bersama kita dan bergotong-royong kita,” ujar Puan.

Puan juga pernah melontarkan pernyataan sindiran pada Mei 2021. Dia saat itu mengkritik yakni tempat seorang pemimpin seharusnya ada di lapangan bersama rakyat, bukan hanya ramai di media sosial.

Ganjar pun selama ini lebih memilih bersikap defensif terkait pernyataan Puan.

Setia

Rivalitas antara Puan dan Ganjar memicu beragam spekulasi. Terutama tentang nasib Ganjar menjelang Pilpres 2024.

Jika dilihat dari sejumlah hasil lembaga survei terkait elektabilitas dan popularitas, Ganjar selalu berada di posisi tiga besar bersama Prabowo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Melihat kenyataan itu rasanya PDI-P kemungkinan bakal berat buat menyingkikrkan Ganjar atau lebih menjagokan Puan.

Spekulasi lainnya adalah jika Ganjar memang tak diusung dalam Pilpres 2024, maka ke mana dia bakal berlabuh atau siapa yang bakal meminangnya untuk maju dalam kontestasi suksesi kepemimpinan nasional itu.

Baca juga: Ridwan Kamil Puji Anies dan Ganjar: Sama-sama Orang Hebat

"Kemungkinan itu tentu saja selalu ada dalam politik, tetapi kalau melihat track record dari Ganjar cenderung sebagai kader partai setia," kata peneliti Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro saat dihubungi Kompas.com, Minggu (22/5/2022).

Proses PDI-P buat menentukan siapa kader yang bakal diusung dalam pilpres masih sangat panjang. Selama hal itu belum dilakukan, menurut Bawono maka bakal terus terjadi dinamika di internal partai.

Apalagi keputusan tertinggi soal capres harus menunggu Ketua Umum Megawati Soekarnoputri, yang merupakan ibu dari Puan. Hal itu yang dinantikan banyak pihak dan memang kerap sulit ditebak.

"Mungkin saja di ujung dinamika nanti bukan Puan Maharani akan diusung tetapi Ganjar Pranowo. Namun, nanti bisa juga Puan Maharani diusung PDI Perjuangan dengan memberikan juga konsensi tertentu kepada Ganjar Pranowo seperti posisi Gubernur DKI Jakarta misalkan," ucap Bawono.

Baca juga: Drama Ganjar Pranowo-PDIP, Mungkinkah Keduanya Berpisah pada Pemilu 2024?

Menurut Bawono, jika Ganjar memang diusung menjadi capres, maka kemungkinan disandingkan dengan tokoh dari non partai politik, atau figur yang memiliki kemampuan logistik, atau juga sosok yang berasal dari luar Jawa.

(Penulis : Adhyasta Dirgantara | Editor : Dani Prabowo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho, Jelang Disidang Dewas KPK Karena Masalah Etik

Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho, Jelang Disidang Dewas KPK Karena Masalah Etik

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P 'Happy' di Zaman SBY...

TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P "Happy" di Zaman SBY...

Nasional
KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

Nasional
'Groundbreaking' IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

"Groundbreaking" IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

Nasional
Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Nasional
Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Nasional
PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

Nasional
Jokowi Teken Keppres, Tunjuk Bahlil Jadi Ketua Satgas Percepatan Swasembada Gula

Jokowi Teken Keppres, Tunjuk Bahlil Jadi Ketua Satgas Percepatan Swasembada Gula

Nasional
Anak Buah SYL Disebut Temui Ahmad Ali Saat Penyelidikan Kasus Kementan di KPK

Anak Buah SYL Disebut Temui Ahmad Ali Saat Penyelidikan Kasus Kementan di KPK

Nasional
Halalbihalal Merawat Negeri

Halalbihalal Merawat Negeri

Nasional
Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com