Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Selamat Jalan Pengabar Wabah, Penuntas H2C (Harap-harap Cemas)

Kompas.com - 22/05/2022, 13:46 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Tidak hanya itu, Achmad Yurianto maupun Purwo Sutopo juga memiliki ability to organize yang bisa mengantisipasi masalah di dalam maupun di luar institusi.

Mereka berdua bisa mengorganisasi kegiatan kehumasan dengan baik di Gugus Tugas Penanggulangan Covid maupun BNPB.

Semua wartawan yang pernah mengenal dan berinteraksi dengan Achmad Yurianto dan Purwo Sutopo pasti mengakui bahwa relasi dengannya sangat mudah terjalin.

Wartawan bisa mudah menghubungi kapan saja tanpa kesan jaim atau jaga image, mendapatkan sisik melik peristiwa atau berita dan menjadikan relasi antara humas dan pekerja media tidak semata “pekerjaan” saja tetapi membias hingga ke persahabatan.

Inilah yang di dalam public relations dianggap sebagai ability on get the with people atau kemampuan bergaul dan membina relasi.

Kemampuan Achmad Yurianto dan Purwo Sutopo yang bisa “berpanjang-panjang” menyampaikan media briefing hanya bisa dimiliki oleh seorang humas yang kaya dengan ide dan kreatif atau kaya dengan imajinasi.

Berbeda dengan style Menteri Sekretaris Negara Moerdiono atau Menteri Penerangan Harmoko di era Presiden Soeharto, taklimat yang diucapkan Achmad Yurianto dan Purwo Sutopo begitu lancar “mengalir” tanpa jeda.

Belum lagi, baik Achmad Yurianto dan Purwo Sutopo begitu dikenal memiliki kepribadian yang utuh dan jujur atau personality integrity yang baik sehingga mereka yang mengenalnya ataupun yang hanya berkesempatan melihatnya di layar kaca akan merasa kehilangan dengan sosok yang mumpuni ini.

Kesan baik tidak akan hilang dan selamanya akan dikenang dengan baik pula.

Kepergian Achmad Yurianto di jelang pandemi menjadi endemi mengingatkan kita semua akan jasa-jasanya yang luar biasa.

Imun kita menjadi terjaga karena kita bisa mencerna dengan baik anjuran dan perkembangan kejadian yang disampaikan.

Kita begitu kehilangan dengan sosok yang kita rindukan, pengabar wabah tanpa menakutkan. Penghilang rasa H2C atau Harap-Harap Cemas menjadi optimis untuk melawan wabah.

Pak Yuri – demikian nama panggilan yang disematkan untuk Achmad Yurianto – selamat jalan. Kami semua hanya bisa berdoa dan menyampaikan rasa terima kasih yang tidak terhingga atas jasa Pak Yuri selama ini. Sampaikan salam rindu kami pula untuk Pak Purwo Sutopo.

Baik Pak Yuri dan Pak Purwo telah meninggalkan “legacy” bagi pengembangan public relations serta ilmu komunikasi dalam arti luas di tanah air.

Menjadi humas atau juru bicara yang berhasil ibaratnya meninggalkan nilai-nilai kebaikan yang terus dituai sampai kapanpun.

Menjadi terkenal bukan tujuan dari seorang juru bicara tetapi keberhasilan menyampaikan pesan-pesan kebaikan di masyarakat.

"Penting untuk memastikan bahwa kita berbicara satu sama lain dengan cara yang menyembuhkan, bukan dengan cara yang melukai." - Barack Obama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Nasional
Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Nasional
Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Nasional
Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami 'Fine-fine' saja, tapi...

Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami "Fine-fine" saja, tapi...

Nasional
e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

Nasional
Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Nasional
MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

Nasional
Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Nasional
Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

Nasional
Tak Cuma Demokrat, Airlangga Ungkap Banyak Kader Golkar Siap Tempati Posisi Menteri

Tak Cuma Demokrat, Airlangga Ungkap Banyak Kader Golkar Siap Tempati Posisi Menteri

Nasional
Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Nasional
Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Nasional
Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com