Laboratorium neurpsikologi dapat menghasilkan gagasan dan praktik untuk melahirkan kota yang aktif dan pintar.
Sebaliknya, kota yang aktif dan pintar dapat menjadi sebuah "laboratorium raksasa yang hidup” bagi kiprah neuropsikologi - sebuah cabang psikologi yang menyelidiki hubungan antara otak dan aspek-aspek psikologis, yakni pikiran, emosi, dan perilaku manusia.
Lebih-lebih, perkembangan Internet of Things dengan berbagai perantinya memungkinkan penangkapan, penambangan, dan pengolahan mahadata yang bersifat neuropsikologis.
Neuropsikologi dapat mentransformasi sebuah kota dengan tiga jalur, yaitu melalui sudut pandang, peningkatan kualitas, dan adaptabilitas (Camargo, dkk., 2021).
Dengan sudut pandangnya, neuropsikologi dapat mendeteksi efek-efek yang tidak diniatkan (unintended effects) dari pembangunan infrastruktur sebuah kota terhadap pikiran dan emosi warganya.
Tidak hanya itu, neuropsikologi juga membantu dalam menganalisis efektivitas desain arsitektural dan menyediakan metode mitigasi dari efek-efek yang merugikan, guna meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan psikologis warga.
Seringkali perencana kota mengalami kebingungan atau ambiguitas mengenai apa yang dimaksud "kesejahteraan psikologis", "kualitas lingkungan", "produktivitas sumber daya manusia", dan sebagainya.
Neuropsikologi dalam hal ini membantu meningkatkan keakuratan definisi dan pengukuran terhadap konsep-konsep tersebut dengan berbasiskan data biologis khususnya neural.
Dengan mengenali bagaimana warga sebuah kota menggunakan pikiran dalam mengerjakan berbagai aktivitas, neuropsikologi dapat memberikan rekomendasi kepada otoritas kebijakan.
Peserta sayembara desain sosial IKN Nusantara tidak hanya berdiri di atas berbagai asumsi, melainkan juga mendasarkan diri pada proyeksi pengukuran psikobiologis yang cermat.
Rekomendasi dimaksud adalah mengenai bagaimana mengorkestrasikan fitur-fitur lingkungan yang dapat meningkatkan pengalaman positif dari masyarakatnya.
Berdasarkan pemahaman tentang pengalaman psikobiologis warga, neuropsikologi turut membantu meningkatkan efisiensi berbagai industri, baik industri transportasi, jasa, infrastruktur, dan sebagainya.
Ringkasnya, neuropsikologi yang bersinergi dengan teknologi kota pintar dapat menghadirkan sebuah ibu kota yang jauh lebih dinamis dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat, dengan mendorong berbagai perubahan yang bersifat "coba-salah (trial and error) yang terkalkulasi" (iteratif) serta berkelanjutan.
Mengantisipasi gentrifikasi dengan pendekatan naratif, serta mengoptimalkan neuropsikologi kota, merupakan dua tawaran berbasis psikologis untuk mendorong evidence-based policy dalam membangun IKN Nusantara.
Seluruh pendekatan sosiopsikologis tersebut diharapkan mendukung pembangunan IKN Nusantara yang humanis, inklusif, dan berpihak pada keagenan masyarakat sekaligus menepis anggapan bahwa ini semata-mata merupakan “proyek mercusuar” Pemerintah.
Siapa yang sudah tak sabar berpartisipasi dalam sayembara desain psikososiokultural IKN Nusantara?
Semoga Pemerintah mafhum tentang kebutuhan akan babak baru perancangan ibu kota kita kelak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.