Ada pula Kolonel Inf Kristomei Sianturi dan Kolonel Inf Fadjar Tjahjono dari Mabes TNI dan Kogabwilhan I yang membantu menerapkan protokol kesehatan sekaligus melancarkan proses produksi.
Kelancaran tugas tim ini tak lepas pula dari para personel di Pusdatinkom BNPB, di bawah arahan Kapusdatinkom Raditya Jati.
"Pelan-pelan sentuhan itu mengubah panggung Pak Yuri. Itu terjadi tanggal 26 Maret 2020. Artinya, sejak itu Pal Yuri sudah tidak lagi “terbang solo”. Arie membantu menyiapkan script sekaligus men-direct dan mengedit," jelas Eggy.
"Arie pula yang mentradisikan rapat kecil membuat rancangan topik yang akan disampaikan keesokan harinya. Termasuk menentukan durasi. Sebab, problem durasi yang tidak dibatasi, ada kalanya membuat Pak Yuri blank dan gagal fokus," lanjutnya.
Oleh karenanya diperbantukan pula floor director yang bertugas mengingatkan Yurianto dengan timer.
Misalnya, pada menit pertama sampai ketujuh bagian pengantar, menit kedelapan sampai ke-10 ganti topik kanal informasi dengan background angka atau statistik di belakang.
"Intervensi yang sederhana, tapi hasilnya lebih terarah. Praktis sejak Maret hingga Juli 2020, Pak Yuri bicara nonstop. Pemirsa makin berkenan dengan performanya," kata Eggy.
Humor dan batik Pak Yuri
Eggy pun menceritakan keseharian Yurianto ketika bekerja bersama Satgas Covid-19.
Menurutnya, pria asal Malang, Jawa Timur itu merupakan pribadi yang humoris.
"Tak seperti yang anda saksikan di layar kaca. Dalam pergaulan, Pak Yuri sangat humoris. Boleh jadi, ketika berbicara di televisi, masyarakat melihat Pak Yuri yang serius. Padahal pada menit-menit sebelum tampil, beliau banyak bercanda bersama anggota tim," kenang Eggy.
"Ketika suasana kerja makin kondusif, ide-ide segar pun mengalir deras. Hingga sampai pada urusan fashion. Itulah mengapa, masyarakat bisa menyaksikan Pak Yuri setiap hari tampil dengan batik yang berbeda," lanjutnya.
Baca juga: Achmad Yurianto Resmi Tinggalkan Posisi Jubir Pemerintah untuk Covid-19
Bukan saja berbeda, tapi sesekali Yurianto juga mengenakan batik motif custom, seperti batik virus corona, motif burung elang, motif flora dan fauna.
Hal itu jadi lebih menarik ketika dia memadupadankan dengan masker yang selaras.
"Bukan diendorse, tetapi batik-batik itu adalah hasil jahitan tangan istrinya. Istri Pak Yuri pula yang menyiapkan baju dan masker suaminya. Setelah berjalan beberapa hari, teman-teman Bu Yuri kemudian berinisiatif menjahitkan baju batik juga buat Yuri. Termasuk maskernya," jelas Eggy.
"Lalu masker batik menjadi viral. Ibu-ibu ini termasuk yang kecipratan pesanan. Yang tidak terduga kemudian adalah permainan “bingo”, tebak-tebakan seputar “Pak Yuri pakai baju batik apa hari ini”. Sejumlah wartawan bahkan ikut-ikutan dalam permainan ini," lanjutnya.
Eggy menilai berbagai respons terhadap penampilan Yurianto menandakan penampilannya diterima masyarakat luas.
Baca juga: Yurianto Kini Jadi Staf Ahli, Ini Pesan Menkes Terawan
"Bahkan ada peningkatan jumlah audiens yang menyaksikan penampilannya. Termasuk para policy maker yang ingin meng-up-date angka atau data terakhir," ungkap Eggy.
Kalimat-kalimat khas yang diucapkan Yurianto saat konferensi pers seperti “oleh karena itu”, “adalah”, “maka dari itu”, “kita yakin kita bisa”, serta logat Jawa yang medok pun menginspirasi anak-anak muda yang membuat semacam figurin.
Yakni mainan anak-anak menyerupai tokoh Wolverine, figur-figur superhero, tapi dengan sosok Yurianto