Menurutnya, selama bertugas menjadi juru bicara pemerintah, pemakaian batik tidak dijadwalkan olehnya maupun Yuri secara khusus.
Namun, Yuri selalu meminta pendapatnya untuk memadupadankan apa yang akan dipakai.
"Tidak dijadwalkan (pakai batik warna apa). Paling pas mau berangkat Bapak nanya, 'Pakai yang mana ya?'," tutur Yuliarti.
"Terus diskusi sebentar untuk menentukan pilihannya. Simple saja kok," lanjutnya.
Baca juga: Eks Jubir Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto Dirawat di RSPAD karena Kanker Usus
Yuliarti juga mengungkap cerita di balik batik berwarna biru bermotif virus yang ramai diperbincangkan masyarakat.
Menurut Yuliarti, batik tersebut merupakan seragam dari acara kantor.
"Batik virus itu seragam acara kantor. Dari program HIV-AIDS. Pita merah itu (motif dalam batik) kan lambang HIV-AIDS," ungkapnya.
Yuliarti berperan memberi saran saat Yuri memakai batik itu. Dia pun memuji warna dan motif batik tersebut.
"Alasannya karena warnanya bagus. Saya suka. Cakep kalau dipakai Bapak," tuturnya.
Untuk melengkapi penampilan Yuri, dirinya menyarankan suaminya memakai masker dengan warna senada.
Masker itu dijahit sendiri oleh Yuliarti.
"Saya tinggal menyesuaikan maskernya saja. Kebetulan ada Batik Bali warna biru. Biar matching," katanya.
Sama halnya Yurianto, Yuliarti juga berprofesi sebagai dokter. Keduanya merupakan alumni Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya angkatan 1983.
Di sela-sela kesibukannya, Yuliarti senang menjalani hobi menjahit dan membuat berbagai kerajinan tangan.
Hasil karyanya kerap diunggah di akun media sosialnya.