Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Dinilai Harus Berkoalisi di Pilpres 2024

Kompas.com - 20/05/2022, 19:33 WIB
Tatang Guritno,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Firman Noor menilai PDI Perjuangan (PDI-P) tak kuat menghadapi Pilpres 2024 tanpa membentuk koalisi.

Ia memaparkan sejumlah alasannya, pertama, partai berlambang banteng itu untuk menjadi calon presiden (capres) adalah Ketua DPR Puan Maharani.

“Kalau Puan yang dicalonkan ini enggak realistis. Sudah beberapa kali diujicobakan melalui polling enggak nanjak juga suaranya (elektabilitasnya),” tutur Firman pada Kompas.com, Jumat (20/5/2022).

Ia pun mengatakan PDI-P masih harus menghadapi isu internal.

Pasalnya, lanjut Firman, masih banyak pihak di internal partai yang menjagokan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk menjadi capres berikutnya.

Baca juga: Soal Kemungkinan Berkoalisi dengan Gerindra pada Pemilu 2024, Ini Kata Sekjen PDI-P

“Bahkan suara-suara internal itu sudah mulai kedengaran patah arang dan juga ada yang semacam disorientasi karena hatinya sebenarnya memilih Ganjar,” paparnya.

Firman mengatakan PDI-P tak boleh terlalu percaya diri untuk menghadapi kontestasi ke depan.

Ia menyampaikan dalam dua pemilu terakhir, PDI-P masih banyak bergantung dengan sosok Presiden Joko Widodo untuk promosi dan mendulang suara.

“Jangan lupa dulu masih ada kaitan dengan Jokowi, orang-orang memilih PDI Perjuangan karena diakar rumput salah satu jualannya ya Jokowi,” sebutnya.

Sementara itu pada Pilpres 2024 Jokowi sudah tak bisa maju lagi. Kondisi ini juga disusul dengan citra PDI-P yang mulai meluntur. 

“Image partai jadi berkurang karena kasus korupsi, terakhir komentar-komentar Ibu Mega yang agak nyinyir ke masyarakat banyak,” ucapnya.

“Ini kan sesuatu yang bergerak di otak pemilih saat ini. Kalau tidak hati-hati dan ditangkap oleh PDI Perjuangan akan berbahaya dan ini berkolerasi dengan kandidatnya kalau (maju) sendirian, akan berimbas pada Puan,” jelas Firman.

Dengan berbagai alasan itu, Firman pesimistis bahwa PDI Perjuangan mampu menghadapi Pilpres 2024 sendirian.

“Jadi ini harus dicermati, tidak bisa terlalu optimislah kerja-kerja itu,” pungkas dia.

Sebelumnya Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menegaskan belum berpikir untuk membentuk koalisi.

Ia mengungkapkan, PDI Perjuangan bisa mencalonkan capres dan cawapresnya sendiri karena dukungan masyarakat pada pemilu sebelumnya.

“Karena itulah kami tidak ikut dansa politik,” katanya ditemui di Lapangan Banteng, Jakarta, Jumat pagi.

Baca juga: Sinyal Kekhawatiran PDI-P di Balik Koalisi Dini Golkar-PAN-PPP

Diketahui berdasarkan Pasal 222 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017, parpol atau gabungan parpol harus memiliki minimal 20 persen kursi di DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah nasional pada pemilu legislatif (Pileg) sebelumnya untuk dapat mencalonkan capres dan cawapres pilihannya.

Mengacu pada aturan tersebut, saat hanya PDI Perjuangan yang bisa mengusung capres dan cawapresnya tak membangun koalisi.

Sebab dalam Pileg 2019, PDI Perjuangan mendapatkan 128 kursi atau sebesar 22,2 persen dari total 575 kursi di Senayan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Ditetapkan sebagai Presiden Terpilih, Prabowo: Rakyat Menuntut Pimpinan Politik Kerja Sama

Jelang Ditetapkan sebagai Presiden Terpilih, Prabowo: Rakyat Menuntut Pimpinan Politik Kerja Sama

Nasional
Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Anies: Tanpa Melupakan Catatan di MK

Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Anies: Tanpa Melupakan Catatan di MK

Nasional
Jokowi Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden-Wapres Terpilih

Jokowi Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden-Wapres Terpilih

Nasional
Ajak Rekonsiliasi, AHY Minta Pihak yang Belum Puas Hasil Pilpres Tak Korbankan Rakyat

Ajak Rekonsiliasi, AHY Minta Pihak yang Belum Puas Hasil Pilpres Tak Korbankan Rakyat

Nasional
Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Anies: Kita Hormati Proses Bernegara

Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Anies: Kita Hormati Proses Bernegara

Nasional
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Nasional
Hadiri Penetapan KPU, Prabowo: Kita Akan Kerja Keras

Hadiri Penetapan KPU, Prabowo: Kita Akan Kerja Keras

Nasional
Masih di Yogyakarta Saat Penetapan Prabowo-Gibran, Ganjar: Kalau Saya di Jakarta, Akan Hadir

Masih di Yogyakarta Saat Penetapan Prabowo-Gibran, Ganjar: Kalau Saya di Jakarta, Akan Hadir

Nasional
Terima Penetapan Prabowo-Gibran, PDI-P: Koalisi Sebelah Silakan Berjalan Sesuai Agenda yang Ingin Dilakukan

Terima Penetapan Prabowo-Gibran, PDI-P: Koalisi Sebelah Silakan Berjalan Sesuai Agenda yang Ingin Dilakukan

Nasional
Tertawa Lepas, Anies-Cak Imin Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden dan Wapres Terpilih

Tertawa Lepas, Anies-Cak Imin Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden dan Wapres Terpilih

Nasional
Program Susu Gratis Prabowo-Gibran Dibayangi Masalah Aturan Impor Kemendag dan Kementan

Program Susu Gratis Prabowo-Gibran Dibayangi Masalah Aturan Impor Kemendag dan Kementan

Nasional
PDI-P Masih Gugat KPU ke PTUN, Nusron: Tak Berpengaruh terhadap Hasil Pemilu

PDI-P Masih Gugat KPU ke PTUN, Nusron: Tak Berpengaruh terhadap Hasil Pemilu

Nasional
Kenakan Kemeja Putih, Prabowo-Gibran Tiba di KPU

Kenakan Kemeja Putih, Prabowo-Gibran Tiba di KPU

Nasional
AHY: Demokrat Siap Sukseskan Program dan Kebijakan Prabowo 5 Tahun ke Depan

AHY: Demokrat Siap Sukseskan Program dan Kebijakan Prabowo 5 Tahun ke Depan

Nasional
Penetapan Presiden dan Wapres Terpilih, Prabowo-Gibran Berangkat Bareng ke KPU

Penetapan Presiden dan Wapres Terpilih, Prabowo-Gibran Berangkat Bareng ke KPU

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com