JAKARTA, KOMPAS.com – Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban menilai bahwa dunia, termasuk Indonesia masih jauh dari kemungkinan kebijakan melepas masker di dalam ruangan.
Hal ini ia sampaikan menanggapi kebijakan Presiden RI Joko Widodo melonggarkan pemakaian masker di ruang terbuka, Selasa (17/5/2022).
“Kalau dalam ruangan, di banyak negara yang sudah menyatakan (Covid-19 sebagai) endemi, di dalam ruangan syaratnya masih (tetap menggunakan masker),” ujar Zubairi memberi contoh ketika dihubungi pada Selasa malam.
“Jadi, sampai kapan pun, sepertinya masih perlu. Pemakaian masker di ruangan tertutup sepertinya masih panjang,” kata dia.
Baca juga: MUI: Jemaah yang Sehat Boleh Lepas Masker Saat Shalat Berjemaah
Kebijakan tersebut, menurut dia, juga diambil oleh negara-negara di Eropa dan Amerika.
Sebagian negara di benua-benua itu, dengan tren penularan Covid-19 yang tak lagi meningkat, juga telah mengizinkan warganya lepas masker di ruang terbuka.
Pemakaian masker di ruangan terbuka yang banyak orang, seperti konser, statusnya disarankan oleh otoritas setempat.
“Tapi, kalau di dalam ruangan, tetap harus memakai masker,” ucap profesor tersebut.
Sebelumnya, kebijakan pelonggaran pemakaian masker di luar ruangan diungkapkan Jokowi pada Selasa sore tadi.
Selain itu, Jokowi mengumumkan bahwa masker masih perlu digunakan di luar ruangan jika terjadi kepadatan orang. Selebihnya, di dalam ruangan, Jokowi menegaskan bahwa masker tetap wajib dikenakan.
Baca juga: IDI Sebut Keputusan Jokowi Longgarkan Pemakaian Masker di Ruang Terbuka Sudah Tepat
Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan alasan pemerintah memutuskan untuk melonggarkan penggunaan masker di ruang terbuka.
Budi mengatakan, hasil pengamatan Kemenkes, varian baru Covid-19 khususnya subvarian Omicron BA.2 tidak menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 di Tanah Air.
Kondisi di Indonesia ini, kata dia, berbeda dengan kondisi pandemi Covid-19 di negara-negara besar seperti China dan Amerika Serikat.
"BA.2 itu sudah dominan juga di Indonesia dan di India, tetapi berbeda dengan negara-negara lain seperti China dan Amerika Serikat, kita tidak mengamati adanya kenaikan kasus yang tinggi dengan adanya varian baru itu," kata Budi dalam konferensi pers secara virtual melalui kanal YouTube BNPB, Selasa.
Budi mengatakan, kenaikan kasus Covid-19 tidak terjadi karena sebagian besar masyarakat sudah memiliki imunitas yang baik.
Baca juga: Menkes Sebut Pelonggaran Masker di Area Terbuka Bagian dari Transisi Menuju Endem