Ternyata, peristiwa penolakan ini bukan yang kali pertama. Selain di Singapura, UAS pernah ditolak masuk di sejumlah negara lainnya.
Tercatat, dalam beberapa tahun terakhir ia pernah ditolak masuk Hong Kong, Timor Leste, Belanda, Inggris, Jerman, hingga Swiss.
Tahun 2017, UAS ditolak masuk Hong Kong saat hendak memberikan ceramah.
Pada Sabtu (23/12/2017) sekitar pukul 15.00 WIB, UAS bersama dengan rombongan baru tiba di salah satu bandara di Hong Kong. Saat itulah, dia dihadang oleh sejumlah petugas bandara.
"Keluar dari pintu pesawat, beberapa orang tidak berseragam langsung menghadang kami dan menarik kami secara terpisah. Saya, Sdr Dayat dan Sdr Nawir," tulis UAS di akun Facebook miliknya, dilansir dari Tribunnews.com.
Baca juga: UAS Galang Dana Beli Kapal Selam, Kemenhan: Patut Diapresiasi
Menurut UAS, saat itu orang-orang tersebut meminta dirinya membuka dompet. Mereka menanyakan apakah ada kartu nama Rabithah Alawiyah atau Ikatan Habaib.
"Di sana saya menduga mereka tertelan isu terorisme, karena ada logo bintang dan tulisan Arab," kata dia.
UAS mengatakan, para petugas juga sempat menanyakan identitas, pekerjaan, pendidikan, dan keterkaitan dirinya dengan ormas dan politik. Proses interogasi itu berlangsung selama 30 menit.
Para petugas lantas menyatakan bahwa Hong Kong tidak bisa menerima kedatangan UAS beserta rombongan. Namun, tak dijelaskan apa alasan penolakan dirinya.
UAS dan rombongan pun langsung diantar ke pesawat untuk kembali ke Indonesia pada pukul 16.00.
Pada 2018, UAS juga mengaku pernah ditolak masuk ke Timor Leste. Saat itu, dia hendak mengisi acara tabligh akbar.
"Dulu memang saya pernah tidak masuk ke Timor Leste, padahal sudah disusun acaranya dengan Pak Xanana Gusmao (mantan Presiden Timor Leste) dengan uskup kemudian tabligh akbar," kata UAS, Selasa (17/5/2022), dikutip dari Tribunnews.com.
Baca juga: Penjelasan Kemenlu soal Jokowi Tak Disambut Pejabat Tinggi AS Saat Tiba di Washington
Dijelaskan UAS, kala itu keputusan Timor Leste menolak dirinya sangat mendadak. Saat itu, pihak imigrasi Timor Leste baru saja menerima informasi dari Jakarta yang menyebut UAS seorang teroris.
"Imigrasi Timor Leste dapat fax dari Jakarta bahwa Bapak (UAS) terosis makanya nggak bisa masuk," tutur UAS.
UAS mengaku paham mengapa dirinya tak boleh masuk Timor Leste. Saat itu, Indonesia bersiap menyambut gelaran Pilpres 2019.