Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Wabah yang Disebabkan Penyakit Zoonotik, ASEAN dan China Perkuat Kerja Sama

Kompas.com - 15/05/2022, 21:56 WIB
Bagus Santosa

Penulis

JAKARTA, Kompas.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi mengatakan, menteri kesehatan se-ASEAN memperkuat hubungan kerja sama dengan China dalam upaya pencegahan penyakit menular dari hewan ke manusia (zoonotik) lewat pendekatan One Health.

Hal itu dikatakan Budi Gunadi Sadikin saat memimpin Pertemuan ke-8 Menteri Kesehatan se-ASEAN dengan delegasi khusus China di Nusa Dua, Bali, Minggu (15/5/2022).

"Indonesia menegaskan komitmen kami untuk mempromosikan pendekatan One Health dalam kerja sama ASEAN dan China di bidang kesehatan," kata Budi dilansir Antara.

Baca juga: KTT AS-ASEAN: Joe Biden Umumkan Era Baru Hubungan Washington dan Asia Tenggara

Budi yang juga menjabat sebagai Ketua Menteri Kesehatan se-ASEAN mengatakan, pertemuan ke-15 Menteri Kesehatan se-ASEAN (the 15th ASEAN Health Ministers Meeting/AHMM) di Nusa Dua Bali ini menandai upaya berkelanjutan kolaborasi ASEAN-China, serta menetapkan rekomendasi dalam pernyataan bersama untuk memperkuat pendekatan One Health melalui berbagi pengalaman dan pembelajaran.

Konsep One Health merupakan upaya pendekatan kolaborasi antarnegara untuk mencapai kesehatan optimal bagi manusia, hewan dan lingkungan.

Budi mengatakan, manusia, hewan, dan lingkungan memiliki hubungan yang tak terpisahkan.

Sayangnya, manusia menempatkan kepentingan mereka di atas makhluk hidup lainnya dan mengeksploitasi.

Baca juga: Menkes Budi Sebut 1,7 Juta Bayi di Indonesia Belum Mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap

Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan ekologi yang tak terhitung banyaknya yang menyebabkan munculnya penyakit zoonotik yang mengancam kehidupan manusia.

Selama 19 tahun, kata Budi, ASEAN dan China menghadapi beberapa wabah yang disebabkan oleh penyakit zoonotik, seperti Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS) dan flu burung (H5N1) pada 2003, serta SARS-CoV-2 pada 2019.

"Daftarnya tidak akan berhenti di situ. Akan ada wabah berikutnya yang berpotensi menyebabkan pandemi," katanya.

Budi mengusulkan sejumlah upaya intervensi, di antaranya memperkuat kapasitas dan kapabilitas hingga ke daerah dengan mengoptimalkan platform berbagi informasi yang ada di ASEAN, seperti Jaringan Pusat Operasi Darurat ASEAN, dikombinasikan dengan komitmen untuk berbagi data secara terbuka melalui GISAID Platform.

"Optimalisasi harus melibatkan data besar, kecerdasan buatan, dan internet untuk memungkinkan pengawasan global terintegrasi secara real time terhadap penyakit manusia, hewan, dan tumbuhan," katanya.

Baca juga: Menkes: Penyakit Kuku dan Mulut Tak Menular ke Manusia

Selain itu, Budi mendorong ASEAN-China untuk mengembangkan pusat dan jaringan penelitian regional.

"Saya percaya pada kekuatan investasi, dan investasi dalam penelitian dan pengembangan akan menghasilkan pengembalian terbesar bagi kemampuan kawasan di masa depan untuk merespons pandemi," ujarnya.

Seperti yang telah dipelajari selama pandemi COVID-19, kata Budi, data genom global yang dipelajari oleh para peneliti telah memungkinkan penemuan dan pengembangan vaksin yang cepat serta menyelamatkan nyawa manusia.

Budi mengatakan pendekatan One Health juga perlu didukung kemampuan manufaktur lokal untuk tindakan pencegahan medis di negara-negara anggota ASEAN dengan memanfaatkan keahlian dan pengetahuan China.

"Mengambil pelajaran dari pandemi, kita dapat dengan cepat merespons melalui kerja sama business-to-business dan multilateral maupun regional. Dengan memiliki manufaktur lokal, masing-masing negara anggota ASEAN akan memiliki kapasitas dan kapabilitas yang lebih kuat ketika pandemi lain melanda," katanya.

Hal terpenting, kata Budi, adalah tindakan mengamankan pasokan vaksin, terapi, dan alat diagnostik yang memadai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com